Tak Cuma Powell, Bos Bank Sentral UE Juga Kena Sindir Trump

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 June 2019 12:16
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Selasa (18/6/2019), melayangkan kritik pada Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi.
Foto: REUTERS/Ralph Orlowski
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Selasa (18/6/2019), melayangkan kritik pada Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi karena membuka pintu bagi lebih banyak stimulus moneter di Eropa.

Stimulus-stimulus itu, menurut Trump, akan relatif melemahkan euro terhadap dolar AS, dan pada akhirnya akan menguntungkan negara-negara Eropa.


"Mereka telah diuntungkan dengan langkah ini selama bertahun-tahun, bersama dengan China dan negara lainnya," kata Trump dalam tweet-nya. Ia juga mengatakan pelemahan euro akan membuat keadaan menjadi "lebih tidak adil bagi mereka (negara-negara Eropa) untuk bersaing melawan AS."

Trump kemudian menyoroti penguatan dalam indeks DAX Jerman dan menghubungkan pergerakan itu dengan komentar Draghi. "Sangat tidak adil bagi Amerika Serikat," katanya.

Sebelumnya, Draghi mengatakan bank sentral zona euro akan mengumumkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut jika situasi ekonomi tidak membaik.

"Dengan tidak adanya pemulihan, yang menyebabkan pengembalian inflasi yang berkelanjutan yang sesuai target kami terancam, maka stimulus tambahan akan diperlukan," katanya, dilansir dari CNBC International.

Komentar Draghi membuat euro melemah terhadap dolar. Euro sempat melemah 0,3% menjadi US$ 1,1187.

Tak Cuma Powell, Bos Bank Sentral UE Juga Kena Sindir TrumpFoto: REUTERS/Ralph Orlowski

Namun, Trump juga telah mengkritik upaya lainnya yang dibuat ECB untuk mendevaluasi mata uang mereka.

Dalam sebuah wawancara dengan "Squawk Box" CNBC pada 10 Juni, Trump mengatakan AS membutuhkan "level playing field yang adil" terhadap melemahnya yuan China. Mata uang itu mencapai posisi terendah 2019 terhadap dolar awal bulan ini.

Trump mengatakan pelemahan nilai yuan mengurangi dampak tarif impor AS terhadap barang-barang China.

Trump juga mengkritik bank sentral AS Federal Reserve beberapa kali dan mendesak lembaga yang dikepalai Jerome Powell itu untuk membuat langkah-langkah kebijakan yang lebih stimulatif.

Dalam wawancara "Squawk Box", Trump mengatakan The Fed "sangat, sangat mengganggu (ekonomi) kami."


The Fed telah menaikkan suku bunga empat kali pada 2018.

Selain itu, dalam wawancara dengan ABC News yang disiarkan pada Jumat, Trump mengatakan Dow Jones Industrial Average akan "10.000 poin lebih tinggi jika The Fed tidak menaikkan suku bunga.

The Fed akan memulai pertemuan membahas kebijakan moneter yang diadakan selama dua hari sejak Selasa.

Investor memperkirakan The Fed tidak mengubah suku bunganya setelah pertemuan itu, namun mereka berharap bank sentral akan memberi sinyal-sinyal bahwa akan ada penurunan suku bunga akhir tahun ini.
(prm) Next Article Bos ECB: Ekonomi Melambat Bukan Berarti Akan Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular