Calon Emiten Fintech Ini Siap Masuk BEI, Incar Dana Rp 360 M

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
18 June 2019 18:18
PT Envy Technologies Indonesia Tbk akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia.
Foto: Direksi PT Envy Technologies Indonesia Tbk/CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik
Jakarta, CNBC Indonesia - Calon emiten yang bergerak di bisnis penyedia jasa teknologi informasi dan financial technology (fintech), PT Envy Technologies Indonesia Tbk akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BE) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).

Harga IPO saham Envy Technologies ditawarkan mulai Rp 350 - Rp 475/saham. Perusahaan akan melantai di bursa dengan kode saham ENVY dan melepas sebanyak-banyaknya 1,8 miliar saham kepada publik. Dalam gelaran IPO ini, ENVY diperkirakan meraih dana segar sekitar Rp 240 miliar hingga Rp 360 miliar.

"Seluruh dana hasil IPO akan dipakai untuk belanja modal perseroan," ungkap Direktur Utama ENVY Moh. Sopiyan saat acara penawaran umum perdana saham di Jakarta, Senin (18/6/2019).


Hadir dalam kesempatan sama, Toto Sosiawanto, Senior Vice President PT Erdikha Elit Sekuritas sekaligus sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter). Sopiyan merinci, dana hasil IPO Envy Technologies sebesar 31,40% akan digunakan untuk kegiatan usaha sistem integrasi informatika Envy Technologies.

Selanjutnya, 24,56% akan digunakan untuk kegiatan usaha sistem integrasi telekomunikasi, 2,11% akan digunakan perseroan untuk penelitian dan pengembangan produk, dan selebihnya untuk membayar utang dan modal kerja.

Toto menjelaskan situasi pasar mulai kondusif menjadi angin segar bagi perusahaan teknologi menghimpun pendanaan di pasar saham.

"Kami telah melakukan beberapa riset analisa dari perusahaan yang ada, kalau perkembangan teknologi saat ini sudah menarik sekali," kata Toto.

Jika dilihat secara fundamental, lanjutnya, price to earning ratio (PER) ENVY berkisar antara 26-35. Adapun, price to book value (PBV) diperkirakan 1,59 - 2,16 kali. PER merujuk pada rasio harga terhadap laba perusahaan, sementara PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan.

Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (
overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.

Dari sisi kinerja, pada tahun lalu, ENVY membukukan pendapatan sebesar Rp 80,35 miliar, naik sebesar Rp77,16 miliar atau setara dengan 2.424,90% dibandingkan pendapatan pada tahun 2017 sebesar Rp 3,18 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh pendapatan perseroan dari segmen sistem integrasi informatika dan telekomunikasi.

Manajemen optimistis di tahun ini, pendapatan bisa mencapai Rp 102,76 miliar dan tahun depan targetnya dipatok sebesar Rp 105,40 miliar. Laba bersih juga diproyeksikan mencapai Rp 7,27 miliar.

Adapun, strategi yang dilakukan adalah memperkuat penyelenggara layanan jasa keamanan informasi digital, pengembangan layanan big data dan layanan digital di sektor keuangan.

Sebelumnya, perusahaan yang bergerak di bisnis layanan integrasi telekomunikasi ini sudah menggelar mini expose di BEI. ENVY diperkirakan akan mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 27 Juni 2019 dan pencatatan saham di BEI dijadwalkan pada 8 Juli 2019.

Simak kiprah pemain baru di BEI.

[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article IPO Perdana, ENVY Targetkan Rp 360 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular