Usai Amblas 1% Dipicu Timur Tengah, Harga Minyak Mulai Stabil

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
18 June 2019 09:50
Konflik Timur Tengah Membatasi Pelemahan Harga
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Meski demikian, sentimen positif yang membatasi pelemahan harga minyak juga masih ada. Salah satunya adalah ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah.

Setelah menuding Iran sebagai pelaku penyerangan dua kapal tanker di Selat Hormuz, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengamankan pelayaran di Timur Tengah.


"Kami tidak ingin perang. Kami telah melakukan apa yang kami bisa untuk mencegah hal ini [perang]," ujar Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Fox News, mengutip Reuters, Minggu (16/6/2019).

Bulan lalu, kejadian serupa juga terjadi, dimana ada penyerangan pada empat kapal tanker, yang disusul dengan tuduhan Iran sebagai pelakunya. Bahkan kala itu, Arab Saudi sampai membalas dengan melancarkan serangan udara pada Ibu Kota Yaman, Sanaa yang mana dianggap memiliki hubungan dengan Iran.

Ancaman terkait keamanan pelayaran di Selat Hormuz membuat perusahaan kargo minyak makin enggan untuk melalui perairan tersebut. Pasokan minyak akan semakin sulit dilepas ke pasar, mengingat satu per lima konsumsi minyak global diantar melalui wilayah itu.

Ada pula sinyal-sinyal dari OPEC untuk terus menurunkan tingkat produksi yang memberi dorongan ke atas pada harga minyak.

Beberapa waktu lalu, Menteri Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan bahwa OPEC masih akan terus mengurangi produksi secara bertahap dan menjaga pasokan di level yang 'normal' pada semester II-2019.

Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA), Suhail bin Mohammed al-Mazroui juga mengatakan bahwa anggota OPEC sudah sangat dekat pada kesepakatan kelanjutan pemangkasan produksi, mengutip Reuters, Selasa (11/6/2019).

Artinya, peluang OPEC untuk dapat membuat keseimbangan pasar terjaga masih besar. Keputusan akhir perihal kebijakan tersebut akan diambil pada pertemuan OPEC dan sekutunya dalam beberapa minggu ke depan.

Jadwal awal pertemuan OPEC+ (OPEC dan sekutunya adalah pada 25-26 Juni. Namun perhimpunan tersebut tengah mempertimbangkan untuk mengundur hingga 3-4 Juli.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(taa/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular