Timur Tengah Panas tapi Harga Minyak Anjlok 1% Lebih, Kenapa?

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
18 June 2019 07:35
Harga minyak anjlok lebih dari 1%, Senin (17/6/2019), meskipun ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran di Timur Tengah memanas.
Foto: Jargas sudah Menjangkau 300 Ribu Lebih Rumah Tangga (CNBC Indonesia TV)
New York, CNBC Indonesia - Harga minyak anjlok lebih dari 1%, Senin (17/6/2019), meskipun ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran di Timur Tengah memanas.

Anjloknya harga emas hitam ini diakibatkan oleh data terbaru ekonomi China yang lesu yang membuat kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan permintaan minyak dunia mengemuka.

Harga minyak mentah Brent terjun bebas 1,73% ke US$60,94 per barel sementara West Texas Intermediate (WTI) kehilangan 1,1% menjadi US$51,93 per barel saat penutupan perdagangan Senin, dilansir dari Reuters.

Harga acuan minyak tersebut telah rontok sekitar 20% dari posisi harga tertinggi 2019 yang dicapai April lalu. Penurunan tajam ini sebagian disebabkan oleh perang dagang antara AS dan China serta data-data ekonomi yang mengecewakan.


Pertumbuhan produksi industri China secara mengejutkan melambat ke level terendah dalam 17 tahun terakhir, menurut data Biro Statistik Nasional negara itu Jumat pekan lalu. Output industri China tumbuh 5% di Mei dibandingkan setahun sebelumnya dan jauh di bawah perkiraan analis sebesar 5,5% dan capaian 5,4% di April.

"Semua lembaga penting melaporkan bahwa permintaan (minyak) akan lebih lemah," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago, dilansir dari Reuters.

"Hal itu menjadi sentimen negatif di pasar. Reli yang seharusnya terjadi, tidak terjadi," lanjutnya.

Timur Tengah Panas tapi Harga Minyak Anjlok 1% Lebih, Kenapa?Foto: Infografis/Saudi Aramco Cetak Laba Terbesar Sedunia/Edward Ricardo

Kecemasan terkait meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman masih terasa. AS menyebut Iran berada di belakang serangan itu namun Teheran membantahnya.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih pada Senin mengatakan negara-negara perlu bekerja sama untuk menjaga jalur pengiriman minyak tetap terbuka demi memastikan tersedianya pasokan dengan stabil.
(prm) Next Article Harga Minyak Sukar Lepas Dari USD 50 - USD 60 per Barrel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular