
Harga Minyak Melesat, Saham Sidomulyo Meroket 33%
tahir saleh, CNBC Indonesia
17 June 2019 15:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten jasa pengangkutan minyak mentah PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) ikut melonjak pada perdagangan hari ini, Senin (17/6/2019) dan memimpin top gainers di Bursa Efek Indonesia (BEI) bersamaan dengan naiknya harga minyak mentah dunia di pasar global.
Data perdagangan menunjukkan, pada pukul 15.10 WIB, saham SDMU meroket 33,33% di level Rp 72/saham, dengan nilai transaksi Rp 3,84 miliar dan volume perdagangan 57,89 juta saham.
Dalam 6 hari perdagangan terakhir, saham SDMU naik 44%, dan secara year to date atau sejak awal tahun hingga saat ini, saham SDMU meroket 44% dengan kapitalisasi pasar Rp 82 miliar. Hari ini pergerakan saham SDMU lebih digerakkan investor domestik mengingat tak ada pembelian dari investor asing. Secara year to date, asing hanya masuk Rp 83 juta di saham ini.
Harga minyak mentah dunia pada Senin ini masih terus merangkak naik didorong sentimen ketegangan di Timur Tengah yang semakin menjadi.
Pada perdagangan Senin (17/6/2019) pukul 09:00 WIB, harga minyak brent kontrak pengiriman Agustus naik 0,42% ke level US$ 62,27/barel. Sementara harga light sweet (WTI) kontrak pengiriman Juli menguat 0,27% menjadi US$ 52,65/barel.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu (14/6/2019), Brent dan WTI tercatat melemah masing-masing sebesar 2,02% dan 2,74% dalam sepekan.
Meski demikian, proyeksi pertumbuhan permintaan yang semakin lemah masih menjadi beban yang cukup berat bagi pergerakan harga si emas hitam.
SDMU menjalankan usaha dalam bidang jasa transportasi bahan kimia beracun dan berbahaya, dan pengangkutan minyak mentah.
Direktur Utama SDMU Tjoe Mien Sasminto mengatakan perseroan melihat dinamika industri kimia dan perminyakan di tahun mendatang akan semakin kompleks dan menantang. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap kinerja perseroan ke depan.
"Meski demikian, perseroan telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Perseroan akan terus menjaga kesinambungan antara kebijakan dan strategi demi mewujudkan visi dan misi. Perseroan akan terus memaksimalkan layanannya melalui pengembangan lini usaha yang telah berjalan serta kinerja yang berkualitas," kata Tjoe dalam laporan keuangan 2018 SDMU.
Tahun lalu, perseroan mencetak pendapatan Rp 102,99 miliar naik tipis dari 2017 yakni Rp 102,96 miliar. Laba bersih tahun berjalan berhasil dibukukan sebesar Rp 81,40 miliar, sangat signifikan mengingat tahun sebelumnya rugi hingga Rp 37,8 miliar.
(prm) Next Article Saham Sidomulyo Ikutan Meroket 25% Gara-gara Minyak
Data perdagangan menunjukkan, pada pukul 15.10 WIB, saham SDMU meroket 33,33% di level Rp 72/saham, dengan nilai transaksi Rp 3,84 miliar dan volume perdagangan 57,89 juta saham.
Dalam 6 hari perdagangan terakhir, saham SDMU naik 44%, dan secara year to date atau sejak awal tahun hingga saat ini, saham SDMU meroket 44% dengan kapitalisasi pasar Rp 82 miliar. Hari ini pergerakan saham SDMU lebih digerakkan investor domestik mengingat tak ada pembelian dari investor asing. Secara year to date, asing hanya masuk Rp 83 juta di saham ini.
Harga minyak mentah dunia pada Senin ini masih terus merangkak naik didorong sentimen ketegangan di Timur Tengah yang semakin menjadi.
Pada perdagangan Senin (17/6/2019) pukul 09:00 WIB, harga minyak brent kontrak pengiriman Agustus naik 0,42% ke level US$ 62,27/barel. Sementara harga light sweet (WTI) kontrak pengiriman Juli menguat 0,27% menjadi US$ 52,65/barel.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu (14/6/2019), Brent dan WTI tercatat melemah masing-masing sebesar 2,02% dan 2,74% dalam sepekan.
SDMU menjalankan usaha dalam bidang jasa transportasi bahan kimia beracun dan berbahaya, dan pengangkutan minyak mentah.
Direktur Utama SDMU Tjoe Mien Sasminto mengatakan perseroan melihat dinamika industri kimia dan perminyakan di tahun mendatang akan semakin kompleks dan menantang. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap kinerja perseroan ke depan.
"Meski demikian, perseroan telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Perseroan akan terus menjaga kesinambungan antara kebijakan dan strategi demi mewujudkan visi dan misi. Perseroan akan terus memaksimalkan layanannya melalui pengembangan lini usaha yang telah berjalan serta kinerja yang berkualitas," kata Tjoe dalam laporan keuangan 2018 SDMU.
Tahun lalu, perseroan mencetak pendapatan Rp 102,99 miliar naik tipis dari 2017 yakni Rp 102,96 miliar. Laba bersih tahun berjalan berhasil dibukukan sebesar Rp 81,40 miliar, sangat signifikan mengingat tahun sebelumnya rugi hingga Rp 37,8 miliar.
(prm) Next Article Saham Sidomulyo Ikutan Meroket 25% Gara-gara Minyak
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular