Arema, Persib & Persija Bakal Susul Bali United Masuk BEI
17 June 2019 11:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan tengah dalam pembicaraan dengan tiga klub sepak bola di Indonesia yang tertarik untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal Tanah Air setelah Bali United resmi tercatat.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan minat 'merumput' klub sepak bola di bursa ini muncul setelah melantainya Bali United atau PT Bali Bintang Sejahtera Tbk dengan kode saham BOLA.
Tiga klub sepak bola lainnya yang juga memiliki rencana untuk melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) adalah Arema Malang, Persib Bandung dan Persija Jakarta.
"Persib dan Persija nanti, kan IPO ini (Bali United) sudah selesai nanti akan kami datangi lagi. Kalau Arema sudah ketemu dengan kami (bursa)," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Senin (17/6).
Menurut dia, minat IPO dari klub sepak bola ini mulai meningkat ketika proses pencatatan Bali United yang dianggap menjadi tolak ukur bagi industri yang serupa.
Dia mengatakan Arema Malang akan menjadi klub selanjutnya yang akan menjadi perusahaan publik lantaran telah menunjukkan optimisme dan diharapkan bursa dapat dilakukan tahun ini.
"Kami sih mintanya semua bisa tahun ini ya, relatif cukup tinggi (minat) kan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa ketemu dengan mereka, memang tugas kami bisa bantu mereka untuk IPO," jelas dia.
Adapun Bali United hari ini resmi menjadi perusahaan publik setelah sahamnya dicatatkan di BEI. Pada perdagangan perdananya, saham ini mengalami penguatan 69,14% ke Rp 296/saham saat pencatatan perdananya, dibuka di harga Rp 175/saham.
Induk usaha klub Bali United ini menawarkan sebanyak 2 miliar atau 33,33% sahamnya ke publik melalui mekanisme IPO. Dengan demikian perusahaan akan memperoleh dana senilai Rp 350 miliar.
Dana ini akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi dan ekspansi outlet Bali United Store.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan yang dimiliki oleh Pieter Tanuri ini berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 119,42% year-on-year (YoY) menjadi Rp 115,2 miliar. Pendapatan tahun lalu dapat tumbuh fantastis karena ada peningkatan harga tiket yang naik hampir 43% menjadi Rp 50.000.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan minat 'merumput' klub sepak bola di bursa ini muncul setelah melantainya Bali United atau PT Bali Bintang Sejahtera Tbk dengan kode saham BOLA.
Tiga klub sepak bola lainnya yang juga memiliki rencana untuk melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) adalah Arema Malang, Persib Bandung dan Persija Jakarta.
"Persib dan Persija nanti, kan IPO ini (Bali United) sudah selesai nanti akan kami datangi lagi. Kalau Arema sudah ketemu dengan kami (bursa)," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Senin (17/6).
Menurut dia, minat IPO dari klub sepak bola ini mulai meningkat ketika proses pencatatan Bali United yang dianggap menjadi tolak ukur bagi industri yang serupa.
Dia mengatakan Arema Malang akan menjadi klub selanjutnya yang akan menjadi perusahaan publik lantaran telah menunjukkan optimisme dan diharapkan bursa dapat dilakukan tahun ini.
"Kami sih mintanya semua bisa tahun ini ya, relatif cukup tinggi (minat) kan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa ketemu dengan mereka, memang tugas kami bisa bantu mereka untuk IPO," jelas dia.
Adapun Bali United hari ini resmi menjadi perusahaan publik setelah sahamnya dicatatkan di BEI. Pada perdagangan perdananya, saham ini mengalami penguatan 69,14% ke Rp 296/saham saat pencatatan perdananya, dibuka di harga Rp 175/saham.
Induk usaha klub Bali United ini menawarkan sebanyak 2 miliar atau 33,33% sahamnya ke publik melalui mekanisme IPO. Dengan demikian perusahaan akan memperoleh dana senilai Rp 350 miliar.
Dana ini akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi dan ekspansi outlet Bali United Store.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan yang dimiliki oleh Pieter Tanuri ini berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 119,42% year-on-year (YoY) menjadi Rp 115,2 miliar. Pendapatan tahun lalu dapat tumbuh fantastis karena ada peningkatan harga tiket yang naik hampir 43% menjadi Rp 50.000.
![]() |
Artikel Selanjutnya
Harga IPO Bali United Kisaran Rp 140-Rp 170 Per Saham
(tas)