Saham Gajah Tunggal Terus Tertekan, Sentimen Negatif BLBI?

tahir saleh, CNBC Indonesia
11 June 2019 15:33
Harga saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) terkoreksi pada perdagangan sesi II.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) terkoreksi pada perdagangan sesi II, Selasa ini (11/6/2019) dan melanjutkan pelemahan dalam sebulan terakhir perdagangan hingga sebesar 10%.

Data perdagangan menunjukkan, pukul 15.02 WIB, saham GJTL minus 2,92% di level Rp 665/saham dengan nilai transaksi Rp 7,27 miliar dan volume perdagangan 10,89 juta saham.

Pelemahan harga saham pabrikan ban GT Radial dan IRC ini juga melanjutkan koreksi yang dialami saham GJTL dalam setahun terakhir yang minus 17%, kendati secara year to date atau sejak awal tahun hingga saat ini sahamnya naik 2,31%. Bahkan dalam 5 tahun terakhir, saham GJTL masih memberikan return negatif hingga 66%.


Secara tahun berjalan, asing sudah keluar Rp 40 miliar di saham perusahaan yang didirikan oleh pengusaha Sjamsul Nursalim ini.

Pelemahan harga saham GJTL terjadi di tengah pusaran kasus yang menimpa sang pendiri yakni Sjamsul. 

Senin 10 Juni ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Sjamsul beserta istrinya Itjih Nursalim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Penetapan status Sjamsul dan istrinya ini merupakan pengembangan dari kasus BLBI dengan tersangka Syafruddin Arsyad Tumenggung, mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yang telah divonis bersalah.

BLBI sendiri adalah skema bantuan atau pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas saat terjadi krisis moneter tahun 1998 di Indonesia.

Sjamsul tercatat menjadi orang terkaya di Indonesia nomor 36 versi Forbes 2018, dengan kekayaan bersih mencapai US$ 810 juta atau setara dengan Rp 12 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$). Selain Gajah Tunggal, pria bernama China, Liem Tjoen Ho ini juga tercatat mendirikan perusahaan ritel fesyen PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Dari sisi kinerja, sepanjang tahun 2018, pendapatan Gajah Tunggal mencapai Rp 15,35 triliun, naik dari tahun 2017 sebesar Rp 14,15 triliun. Laba bersih komprehensif entitas induk tercatat Rp 186,36 miliar, dari sebelumnya rugi bersih di 2017 Rp 141,29 miliar. Adapun perseroan masih membukukan rugi bersih Rp 74,56 miliar dari sebelumnya di tahun 2017 yang laba bersih Rp 45 miliar.

Pada kuartal I-2019, pendapatan Gajah Tunggal 
naik menjadi Rp 4,04 triliun dari periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 3,86 triliun, dengan catatan laba bersih Rp 168,96 miliar dari sebelumnya laba Rp 51,78 miliar.

Mengacu laporan keuangan audit 2018 Gajah Tunggal, memang tak ada nama Sjamsul di daftar kepemilikan langsung saham perusahaan. Per akhir Desember 2018, saham mayoritas GJTL dipegang oleh Denham Pte Ltd sebesar 49,5%, sementara sisanya Compagnie Financiere Michelin sebesar 10%, dan 40,50% sisanya milik investor publik.
 

Sjamsul Nursalim di tengah pusaran BLBI.
[Gambas:Video CNBC]

(tas/hps) Next Article Apakah Sjamsul Nursalim Masih Kendalikan Gajah Tunggal?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular