Asing Masuk Lagi, Perbankan & Konsumer Bakal Diburu!

tahir saleh, CNBC Indonesia
28 May 2019 11:55
Investor asing mulai kembali ke pasar modal Tanah Air.
Foto: Bank Mandiri Sekuritas (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing mulai kembali ke pasar modal Tanah Air setelah Senin kemarin (27/5) tercatat aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler mencapai Rp 497,4 miliar, mengakhiri 16 hari beruntun aksi jual bersih asing.

Data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan aksi net buy investor asing kembali berlanjut pada Selasa ini (28/5/) ketika asing mencatat pembelian mencapai Rp 24,33 miliar jelang berakhirnya sesi I.

Kembalinya asing ini ditengarai karena sokongan kondisi dalam negeri yang mulai kondusif pasca-kerusuhan 22 Mei menolak hasil Pilpres 2019. Selain itu, katalis positif baliknya dana asing juga ditopang penguatan rupiah. Pada Selasa pagi, US$ 1 dibanderol Rp 14.360 kala pembukaan pasar spot atau menguat 0,1% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.


Penguatan rupiah karena data ekonomi AS yang mengecewakan dan ekspektasi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan menjadi membesar dan praktis membuat dolar AS menjadi kehilangan pijakan untuk menguat.

Kepala Riset Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengungkapkan jika asing kembali ke pasar saham dalam negeri, maka besar kemungkinan saham-saham yang akan menjadi buruan ialah emiten sektor keuangan dan konsumsi.

"Mengingat saham blue chip [unggulan] yang umumnya naik bila asing kembali, maka sektor keuangan dan konsumsi bisa dilirik," kata Wawan, kepada CNBC Indonesia di Jakarta.

Pekan lalu, ketika tensi politik dalam negeri memuncak, Wawan menegaskan pengaruh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menyebar ke kinerja reksa dana, terutama reksa dana saham.

Secara year to date atau tahun berjalan hingga 28 Mei ini, kinerja IHSG masih tercatat minus 1,83% dan sebulan terakhir minus 5,36%. "[Reksa dana] saham pasti terimbas, [reksa dana] pendapatan tetap juga kena penurunan harga SUN," tegasnya.

Dia juga menjelaskan, dengan fluktuasi IHSG yang tinggi, strategi para manajer investasi juga akan berubah.
Kalo reksa dana saham sih mandat-nya uda diatur minimal 80% dalam bentuk saham. Jadi ya [strategi manajer investasi] antara jaga cash dulu, atau mulai averaging pindah ke saham-saham fundamental bagus yang terkoreksi jadi murah," jelasnya.

Data BEI mencatat, kendati asing sudah masuk, tapi sejak awal tahun hingga saat ini masih terjadi net sell hingga Rp 3,60 triliun karena aliran dana asing yang keluar beberapa bulan terakhir belum mampu ditutupi pada pekan-pekan ini.

Kemarin, saham-saham yang banyak diburu investor asing di antaranya PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 284,3 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 223 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 47,2 miliar), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 24,4 miliar), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (Rp 17,9 miliar).

Simak ulasan proyeksi kinerja reksa dana saham dan pendapatan tetap.
[Gambas:Video CNBC]

(tas/hps) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular