
Analisis Teknikal IHSG
Berharap Asing Kembali "Bantu" IHSG Menguat Lagi
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
28 May 2019 07:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mengawali perdagangan awal pekan ini dengan penguatan meneruskan reli yang terjadi pada pekan lalu. IHSG ditutup menguat 0,69% ke level 6.098, Senin (27/5/2019).
Untuk perdagangan hari ini, Selasa (28/5/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan kembali menguat. level pergerakan yang berpotensi untuk di uji berada pada rentang level 6.075 hingga 6.145.
Dari bursa global atau khususnya Wall Street Amerika Serikat (AS), tidak ada transaksi perdagangan karena memperingati libur Memorial Day.
Namun, ada perkembangan positif dari kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Jepang kemarin. Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat untuk membuat perdagangan kedua negara lebih seimbang karena selama ini Washington menilai berat sebelah.
Pada kuartal I-2019, AS menderita defisit perdagangan sebesar US$ 17,7 miliar dengan Jepang. Sepanjang 2018, neraca dagang AS minus US$ 67,63 miliar dengan Jepang.
Hubungan Washington-Tokyo yang mesra bisa membuat Trump mengurungkan niat mengenakan bea masuk untuk impor produk otomotif asal Jepang. Hal ini tentu bisa menghindari perang dagang AS-Jepang, sesuatu yang perlu disambut positif oleh pelaku pasar.
Dari dalam negeri, tensi dari drama pasca Pemilu yang mulai mereda membuat investor asing kembali mengoleksi instrumen berisiko seperti saham. Pada perdagangan kemarin asing lebih dominan melakukan pembelian dibandingkan investor lokal.
Hal ini memutus aksi jual bersih (net sell) asing selama 16 hari berturut-turut. Asing kemarin membukukan beli bersih (net buy) sebesar Rp 497 miliar di pasar reguler.
Dari sisi teknikal, IHSG menunjukkan tanda-tanda kembali menguat seiring terbentuknya pola lilin putih (white candle) mengindikasikan kontinuitas tren kenaikan.
Posisi indeks yang semakin mantap bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5), memberikan pertanda bahwa IHSG mempunyai kecenderungan menguat pada minggu ini.
Namun, IHSG perlu tambahan tenaga untuk melewati level penghalang kenaikan (resistance) terdekat yang berada di level 6.135, yang merupakan lubang (gap down) yang terjadi pada perdagangan selanjutnya.
Melihat dari tingkat kejenuhannya, IHSG belum terlihat memasuki level jenuh belinya (overbought), jika mengacu pada indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Untuk perdagangan hari ini, Selasa (28/5/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan kembali menguat. level pergerakan yang berpotensi untuk di uji berada pada rentang level 6.075 hingga 6.145.
Dari bursa global atau khususnya Wall Street Amerika Serikat (AS), tidak ada transaksi perdagangan karena memperingati libur Memorial Day.
Pada kuartal I-2019, AS menderita defisit perdagangan sebesar US$ 17,7 miliar dengan Jepang. Sepanjang 2018, neraca dagang AS minus US$ 67,63 miliar dengan Jepang.
Hubungan Washington-Tokyo yang mesra bisa membuat Trump mengurungkan niat mengenakan bea masuk untuk impor produk otomotif asal Jepang. Hal ini tentu bisa menghindari perang dagang AS-Jepang, sesuatu yang perlu disambut positif oleh pelaku pasar.
Dari dalam negeri, tensi dari drama pasca Pemilu yang mulai mereda membuat investor asing kembali mengoleksi instrumen berisiko seperti saham. Pada perdagangan kemarin asing lebih dominan melakukan pembelian dibandingkan investor lokal.
Hal ini memutus aksi jual bersih (net sell) asing selama 16 hari berturut-turut. Asing kemarin membukukan beli bersih (net buy) sebesar Rp 497 miliar di pasar reguler.
Dari sisi teknikal, IHSG menunjukkan tanda-tanda kembali menguat seiring terbentuknya pola lilin putih (white candle) mengindikasikan kontinuitas tren kenaikan.
![]() |
Namun, IHSG perlu tambahan tenaga untuk melewati level penghalang kenaikan (resistance) terdekat yang berada di level 6.135, yang merupakan lubang (gap down) yang terjadi pada perdagangan selanjutnya.
Melihat dari tingkat kejenuhannya, IHSG belum terlihat memasuki level jenuh belinya (overbought), jika mengacu pada indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular