Situasi Aman Terkendali, Pasar SUN Semringah di Awal Pekan

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
27 May 2019 18:30
Harga obligasi rupiah pemerintah semakin menguat pada akhir perdagangan Senin ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah semakin menguat pada akhir perdagangan Senin ini (27/5/2019) dibandingkan dengan awal jam transaksi hari ini. 

Penguatan harga Surat Utang Negara (SUN) seiring dengan kondusifnya kondisi keamanan dalam negeri, meskipun dari sentimen global pasar obligasi masih dihantui bayang-bayang mundurnya Perdana Menteri Inggris Theresa May dan sumirnya kelanjutan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. 

Naiknya harga SUN itu tidak seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah mayoritas negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 7 basis poin (bps) menjadi 8,35%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

  
Yield Obligasi Negara Acuan 27 Mei'19
SeriJatuh tempoYield 24 Mei'19 (%)Yield 27 Mei'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 27 Mei'19
FR00775 tahun7.4897.471-1.807.4635
FR007810 tahun7.9317.908-2.307.8764
FR006815 tahun8.4278.357-7.008.2856
FR007920 tahun8.4538.421-3.208.3387
Avg movement-3.57
Sumber: Refinitiv  

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.  

Indeks tersebut naik 0,52 poin (0,21%) menjadi 245,63 dari posisi kemarin 245,11. Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 558 bps, menyempit dari posisi kemarin 560 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 2,324% dari posisi kemarin 2,325%. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang menjadi indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi seri lain. 

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.


 
Yield US Treasury Acuan 27 Mei'2019
SeriBenchmarkYield 24 Mei'19 (%)Yield 27 Mei'19 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.3582.3423 bulan-5 tahun22
UST 20202 Tahun2.1622.1682 tahun-5 tahun4.6
UST 20213 Tahun2.1062.1093 tahun-5 tahun-1.3
UST 20235 Tahun2.1262.1223 bulan-10 tahun1.8
UST 202810 Tahun2.3272.3242 tahun-10 tahun-15.6
Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 951 triliun SBN, atau 38,07% dari total beredar Rp 2.498 triliun berdasarkan data per 24 Mei.  

Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 57,75 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Meskipun demikian, sepanjang Mei ini investor asing sudah keluar dari pasar SUN senilai Rp 11,57 triliun dan sepekan lalu nilai dana asing keluar mencapai Rp 3,43 triliun. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas yaitu 0,69%. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, koreksi terjadi secara luas di mana penguatan hanya terjadi di India, Filipina, dan Singapura. 

Di negara maju, koreksi juga terjadi secara luas dan penguatan hanya terjadi di pasar bund Jerman dan pasar OAT Perancis. 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 24 Mei'19 (%)Yield 27 Mei'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil8.838.874.00
China3.3333.351.70
Jerman-0.117-0.131-1.40
Perancis0.2820.274-0.80
Inggris0.9560.9590.30
India7.2397.179-6.00
Jepang-0.068-0.0670.10
Malaysia3.8193.8220.30
Filipina5.7455.723-2.20
Rusia7.947.962.00
Singapura2.1312.127-0.40
Thailand2.422.442.00
Amerika Serikat2.3242.3240.00
Afrika Selatan8.388.42.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/tas) Next Article Rebound! Koreksi Pasar Obligasi 13 Hari Akhirnya Terhenti

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular