
Perang Dagang & Timur Tengah Panas, Yen Dapat Suntikan Tenaga
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 May 2019 08:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat melemah di awal perdagangan, yen akhirnya berakhir mendatar lawan dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (20/5/19). Memanasnya tensi politik di Timur Tengah kembali membuat permintaan yen sebagai safe haven meningkat.
Pada perdagangan Senin, yen mengakhiri perdagangan di level 110,05/US$ tidak terlalu jauh dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (17/5/19) di level 110,03/US$. Sementara pada pagi ini, Selasa (21/5/19), yen berada di kisaran 110,06/US$ pada pukul 7:12 WIB, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Serangkaian sabotase kapal tanker di Timur Tengah memicu ketegangan di kawasan tersebut.
Tidak hanya itu penyerangan juga terjadi pada dua fasilitas di jaringan pipa minyak milik perusahaan Saudi Aramco oleh drone yang dilengkapi dengan alat peledak.
Arab Saudi menuding Iran sebagai dalang dibalik penyerangan tersebut. Menurut Arab Saudi, Iran lah yang memberi perintah kepada kelompok Houthi Yaman untuk melakukan sabotase pada fasilitas milik perusahaan Aramco.
Namun Kementerian Luar Negeri Iran membantah bahwa negaranya terlibat dalam penyerangan tersebut. Arab Saudi Kemudian melancarkan serangan udara ke ibu kota Yaman, Sanaa yang dikuasai oleh kelompok Houthi.
Berdasarkan laporan Reuters, serangan tersebut menargetkan sembilan basis militer di wilayah kota Sanaa.
Panasnya tensi di Timur Tengah turut menyeret Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump bahkan mengancam akan melenyapkan Iran jika mengancam negaranya.
Surat kabar The New York Times menulis bahwa Trump mengatakan kepada pelaksana tugas Menteri Pertahanan Patrick Shanahan bahwa dirinya tidak menghendaki peperangan dengan Iran, dilansir dari CNBC International.
Namun, penasihat keamanan nasionalnya, John Bolton, dikabarkan mendorong pemerintahan Trump untuk mengambil sikap militer yang agresif terhadap Iran.
Panasnya tensi di Timur Tengah seakan tidak henti-hentinya menimbulkan kecemasan di pasar, isu perang dagang saja masih belum berakhir. Yen kembali diuntungkan akibat pasar yang terus diliputi ketidakpastian.
Sementara itu laporan dari Jepang Senin kemarin menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mampu mematahkan prediksi kontraksi.
Kantor Kabinet Jepang melaporkan pada kuartal-I 2019 pertumbuhan ekonomi yang diukur dari produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,5%, lebih tinggi dari prediksi kontraksi 0,1% di Forex Factory.
Data dari negara dengan nilai perekonomian terbesar ketiga di dunia ini bisa menjadi kabar bagus di tengah isu perang dagang yang kemungkinan bisa meluas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Dolar AS Mengerikan, Safe Haven Yen Ambrol Hingga 6,8%
Pada perdagangan Senin, yen mengakhiri perdagangan di level 110,05/US$ tidak terlalu jauh dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (17/5/19) di level 110,03/US$. Sementara pada pagi ini, Selasa (21/5/19), yen berada di kisaran 110,06/US$ pada pukul 7:12 WIB, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Serangkaian sabotase kapal tanker di Timur Tengah memicu ketegangan di kawasan tersebut.
Arab Saudi menuding Iran sebagai dalang dibalik penyerangan tersebut. Menurut Arab Saudi, Iran lah yang memberi perintah kepada kelompok Houthi Yaman untuk melakukan sabotase pada fasilitas milik perusahaan Aramco.
Namun Kementerian Luar Negeri Iran membantah bahwa negaranya terlibat dalam penyerangan tersebut. Arab Saudi Kemudian melancarkan serangan udara ke ibu kota Yaman, Sanaa yang dikuasai oleh kelompok Houthi.
Berdasarkan laporan Reuters, serangan tersebut menargetkan sembilan basis militer di wilayah kota Sanaa.
Panasnya tensi di Timur Tengah turut menyeret Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump bahkan mengancam akan melenyapkan Iran jika mengancam negaranya.
Surat kabar The New York Times menulis bahwa Trump mengatakan kepada pelaksana tugas Menteri Pertahanan Patrick Shanahan bahwa dirinya tidak menghendaki peperangan dengan Iran, dilansir dari CNBC International.
Namun, penasihat keamanan nasionalnya, John Bolton, dikabarkan mendorong pemerintahan Trump untuk mengambil sikap militer yang agresif terhadap Iran.
Panasnya tensi di Timur Tengah seakan tidak henti-hentinya menimbulkan kecemasan di pasar, isu perang dagang saja masih belum berakhir. Yen kembali diuntungkan akibat pasar yang terus diliputi ketidakpastian.
Sementara itu laporan dari Jepang Senin kemarin menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mampu mematahkan prediksi kontraksi.
Kantor Kabinet Jepang melaporkan pada kuartal-I 2019 pertumbuhan ekonomi yang diukur dari produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,5%, lebih tinggi dari prediksi kontraksi 0,1% di Forex Factory.
Data dari negara dengan nilai perekonomian terbesar ketiga di dunia ini bisa menjadi kabar bagus di tengah isu perang dagang yang kemungkinan bisa meluas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Dolar AS Mengerikan, Safe Haven Yen Ambrol Hingga 6,8%
Most Popular