
Pemberontak Houthi Klaim Serang Rig Arab Pakai Drone
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 May 2019 12:54

Riyadh, CNBC Indonesia - Masirah TV yang dikelola kelompok pemberontak Houthi mengatakan grup itu telah melakukan serangan pesawat tak berawak (drone) terhadap kilang "vital" Arab Saudi sebagai tanggapan atas "agresi dan blokade yang terus berlanjut" di Yaman.
Sebuah koalisi yang dipimpin Saudi telah berperang melawan Houthi selama empat tahun di Yaman. Peperangan itu bertujuan mencoba memulihkan pemerintah yang diakui secara internasional dalam konflik yang secara luas dipandang sebagai perang proksi Saudi-Iran.
Warga Houthi telah menghancurkan kota-kota Saudi dengan drone dan rudal, tetapi dua sumber di kerajaan itu mengatakan kepada Reuters bahwa ini adalah kali pertama fasilitas Aramco yang dikelola pemerintah diserang drone.
Aramco mengatakan untuk sementara waktu menutup saluran pipa Timur-Barat, yang dikenal sebagai Petroline, untuk mengevaluasi kondisinya. Pipa tersebut terutama mengangkut minyak mentah dari ladang timur kerajaan ke pelabuhan Yanbu, yang terletak di utara Bab al-Mandeb.
Menteri energi Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, mengatakan serangan itu menyebabkan kebakaran dan kerusakan kecil di satu kilang, tetapi tidak mengganggu produksi minyak atau ekspor produk minyak mentah dan minyak bumi.
Harga minyak naik karena berita tentang serangan di kilang Saudi. Brent futures naik US$ 1,01 atau 1,4%, menjadi US$ 71,24 per barel.
Sebelumnya, dua kapal tanker Arab juga disabotase di lepas pantai dekat Uni emirat Arab (UEA) ketika tengah menuju terminal pengisian minyak mentah. Kabinet Arab Saudi mengatakan "serangan teroris" itu mencerminkan buruknya keamanan regional dan internasional, media Saudi Press melaporkan.
Media tersebut mengutip kabinet yang mengatakan, adalah tanggung jawab bersama komunitas internasional untuk menjaga "keamanan maritim dan keamanan kapal tanker minyak dalam mengantisipasi dampak pada pasar energi, dan bahayanya pada ekonomi dunia."
UEA tidak menyalahkan siapa pun atas upaya yang disebutnya sabotase terhadap kapal-kapal itu. UEA mengatakan kapal tanker lain yang diserang adalah kapal bunker bahan bakar berbendera UEA dan sebuah kapal tanker produk minyak yang terdaftar di Norwegia dekat Fujairah, salah satu pusat bunker terbesar di dunia di luar Selat Hormuz.
Seperlima dari konsumsi minyak global dikirim melewati selat ini, dari produsen minyak mentah Timur Tengah ke sebagian besar negara di dunia.
Seorang pejabat UEA mengatakan kepada Reuters bahwa UEA bekerja dengan mitra lokal dan internasional dari Amerika Serikat, Arab Saudi, Norwegia, dan Prancis, yang memiliki pangkalan angkatan laut di Abu Dhabi, untuk "menyelidiki sepenuhnya insiden itu dan untuk mengidentifikasi orang atau entitas yang bertanggung jawab."
(prm) Next Article Kilang Minyak Arab Diserang, Trump Akan Kerahkan Militer?
Sebuah koalisi yang dipimpin Saudi telah berperang melawan Houthi selama empat tahun di Yaman. Peperangan itu bertujuan mencoba memulihkan pemerintah yang diakui secara internasional dalam konflik yang secara luas dipandang sebagai perang proksi Saudi-Iran.
Warga Houthi telah menghancurkan kota-kota Saudi dengan drone dan rudal, tetapi dua sumber di kerajaan itu mengatakan kepada Reuters bahwa ini adalah kali pertama fasilitas Aramco yang dikelola pemerintah diserang drone.
Menteri energi Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, mengatakan serangan itu menyebabkan kebakaran dan kerusakan kecil di satu kilang, tetapi tidak mengganggu produksi minyak atau ekspor produk minyak mentah dan minyak bumi.
Harga minyak naik karena berita tentang serangan di kilang Saudi. Brent futures naik US$ 1,01 atau 1,4%, menjadi US$ 71,24 per barel.
Sebelumnya, dua kapal tanker Arab juga disabotase di lepas pantai dekat Uni emirat Arab (UEA) ketika tengah menuju terminal pengisian minyak mentah. Kabinet Arab Saudi mengatakan "serangan teroris" itu mencerminkan buruknya keamanan regional dan internasional, media Saudi Press melaporkan.
Media tersebut mengutip kabinet yang mengatakan, adalah tanggung jawab bersama komunitas internasional untuk menjaga "keamanan maritim dan keamanan kapal tanker minyak dalam mengantisipasi dampak pada pasar energi, dan bahayanya pada ekonomi dunia."
![]() |
UEA tidak menyalahkan siapa pun atas upaya yang disebutnya sabotase terhadap kapal-kapal itu. UEA mengatakan kapal tanker lain yang diserang adalah kapal bunker bahan bakar berbendera UEA dan sebuah kapal tanker produk minyak yang terdaftar di Norwegia dekat Fujairah, salah satu pusat bunker terbesar di dunia di luar Selat Hormuz.
Seperlima dari konsumsi minyak global dikirim melewati selat ini, dari produsen minyak mentah Timur Tengah ke sebagian besar negara di dunia.
Seorang pejabat UEA mengatakan kepada Reuters bahwa UEA bekerja dengan mitra lokal dan internasional dari Amerika Serikat, Arab Saudi, Norwegia, dan Prancis, yang memiliki pangkalan angkatan laut di Abu Dhabi, untuk "menyelidiki sepenuhnya insiden itu dan untuk mengidentifikasi orang atau entitas yang bertanggung jawab."
(prm) Next Article Kilang Minyak Arab Diserang, Trump Akan Kerahkan Militer?
Most Popular