
Serangan ke Arab Bertujuan Ganggu Pasokan Minyak Dunia
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
15 May 2019 15:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi pada Rabu (15/05/2019) mengatakan serangan terhadap dua kapal tanker dan saluran pipa utama minyaknya tidak hanya menargetkan keamanan negara itu tetapi juga pasokan dunia.
Serangan pesawat tak berawak atau drone yang diklaim dilakukan oleh pemberontak Yaman yang berpihak pada Iran berhasil menutup salah satu jaringan pipa minyak utama kerajaan itu pada Selasa. Insiden itu meningkatkan ketegangan di kawasan Teluk setelah sabotase misterius terjadi terhadap empat kapal, dua di antaranya kapal tanker Saudi, yang berada tepat di luar Teluk Minggu kemarin.
"Kabinet menegaskan bahwa tindakan terorisme dan sabotase ini tidak hanya menargetkan kerajaan, tetapi juga keamanan pasokan minyak dunia dan ekonomi global," kata negara itu setelah pertemuan yang dipimpin oleh Raja Salman di kota Jeddah, Selasa malam, seperti dilansir dari AFP.
Serangan drone itu menghantam dua stasiun pompa di jalur pipa timur-barat kerajaan. Jalur ini dapat mengangkut lima juta barel minyak mentah per hari dan menyediakan rute alternatif yang strategis untuk ekspor Saudi jika jalur pengiriman dari Teluk melalui selat Hormuz ditutup.
Pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan tindakan ini adalah respons terhadap "kejahatan" yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya.
Kapal tanker Saudi Al-Marzoqah dan Amjad mengalami "kerusakan signifikan" dalam serangan sabotase yang belum dijelaskan di Laut Oman di wilayah Uni Emirat Arab pada Minggu, kata Menteri Energi Khalid al-Falih, tetapi tidak ada korban atau tumpahan minyak.
Baik Arab Saudi maupun UEA belum memberikan perincian tentang sifat serangan itu, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan saingan berat Riyadh, Iran.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, saat ini memompa sekitar 10 juta barel per hari dan mengekspor sekitar tujuh juta barel per hari.
Saat ini, sebagian besar ekspor Saudi dimuat ke tanker di terminal di pantai Teluk kerajaan dan harus melewati Selat Hormuz.
(prm) Next Article Kilang Minyak Arab Diserang, Trump Akan Kerahkan Militer?
Serangan pesawat tak berawak atau drone yang diklaim dilakukan oleh pemberontak Yaman yang berpihak pada Iran berhasil menutup salah satu jaringan pipa minyak utama kerajaan itu pada Selasa. Insiden itu meningkatkan ketegangan di kawasan Teluk setelah sabotase misterius terjadi terhadap empat kapal, dua di antaranya kapal tanker Saudi, yang berada tepat di luar Teluk Minggu kemarin.
"Kabinet menegaskan bahwa tindakan terorisme dan sabotase ini tidak hanya menargetkan kerajaan, tetapi juga keamanan pasokan minyak dunia dan ekonomi global," kata negara itu setelah pertemuan yang dipimpin oleh Raja Salman di kota Jeddah, Selasa malam, seperti dilansir dari AFP.
Pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan tindakan ini adalah respons terhadap "kejahatan" yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya.
Kapal tanker Saudi Al-Marzoqah dan Amjad mengalami "kerusakan signifikan" dalam serangan sabotase yang belum dijelaskan di Laut Oman di wilayah Uni Emirat Arab pada Minggu, kata Menteri Energi Khalid al-Falih, tetapi tidak ada korban atau tumpahan minyak.
Baik Arab Saudi maupun UEA belum memberikan perincian tentang sifat serangan itu, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan saingan berat Riyadh, Iran.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, saat ini memompa sekitar 10 juta barel per hari dan mengekspor sekitar tujuh juta barel per hari.
Saat ini, sebagian besar ekspor Saudi dimuat ke tanker di terminal di pantai Teluk kerajaan dan harus melewati Selat Hormuz.
(prm) Next Article Kilang Minyak Arab Diserang, Trump Akan Kerahkan Militer?
Most Popular