
Astrindo Jajaki Opsi Penerbitan Obligasi US$500 Juta
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
20 May 2019 22:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten infrastruktur pertambangan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) menjajaki opsi penerbitan obligasi global pada tahun ini, untuk melanjutkan restrukturisasi dan membiayai ekspansi perseroan.
Direktur Utama Astrindo Ray Anthony Gerungan mengatakan penerbitan obligasi global menjadi salah satu opsi pendanaan. Dia berharap nilai penerbitan surat utang tersebut bisa mencapai US$500 juta, jika kondisi pasar mendukung.
"Saya berharap nilainya bisa mencapai US$500 juta, tentu saja jika penyerapannya positif dan biaya kuponnya tidak terlalu mahal," tuturnya kepada CNBC Indonesia di sela buka bersama, pada Senin (20/5/2019).
Dana penerbitan obligasi tersebut, lanjutnya, bisa digunakan untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan perseroan. Perseroan juga berencana melanjutkan ekspansi pada tahun ini dengan menggarap sembilan proyek infrastruktur energi.
Direktur Keuangan dan CFO Astrindo Michael Wong mengatakan obligasi global bisa menjadi salah satu opsi pendanaan, karena pihaknya tengah mengkaji beberapa opsi terbaik yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan pada tahun ini.
"Obligasi menjadi salah satu opsi pendanaan eksternal, tetapi apakah bisa tahun ini kami masih mengkajinya," tuturnya. Saat ini, lanjutnya, perseroan memiliki rasio utang terhadap EBITDA (earning before interest, tax, depreciation, and appreciation) yang sehat di kisaran tiga kali sehingga pembiayaan kembali (refinancing) utang belum menjadi kebutuhan yang mendesak.
Namun, Michael mengakui perseroan bakal membutuhkan dukungan pendanaan ketika sembilan proyek yang saat ini dibidik sudah memasuki tahap konstruksi. Sejauh ini kesembilan proyek tersebut masih memasuki tahap studi kelayakan (feasiblity study/FS) yang diperkirakan selesai pada kuartal III-2019.
"Total nilai investasinya sekitar US$2,5 miliar dolar, untuk kesembilan proyek tersebut, " tuturnya.
Per kuartal I-2019, perseroan mencatat laba bersih US$8,61 juta (sekitar Rp 123 miliar) setelah sebelumnya rugi sebesar US$ 2,75 juta. Perseroan optimistis EBITDA hingga akhir tahun ini bisa mencapai kisaran US$160 juta, setelah pada kuartal I-2019 membukukan EBITDA US$ 41 juta.
(ags/ags) Next Article Danatama Sekuritas Beli 5,13% Saham ITMA
Direktur Utama Astrindo Ray Anthony Gerungan mengatakan penerbitan obligasi global menjadi salah satu opsi pendanaan. Dia berharap nilai penerbitan surat utang tersebut bisa mencapai US$500 juta, jika kondisi pasar mendukung.
"Saya berharap nilainya bisa mencapai US$500 juta, tentu saja jika penyerapannya positif dan biaya kuponnya tidak terlalu mahal," tuturnya kepada CNBC Indonesia di sela buka bersama, pada Senin (20/5/2019).
Direktur Keuangan dan CFO Astrindo Michael Wong mengatakan obligasi global bisa menjadi salah satu opsi pendanaan, karena pihaknya tengah mengkaji beberapa opsi terbaik yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan pada tahun ini.
"Obligasi menjadi salah satu opsi pendanaan eksternal, tetapi apakah bisa tahun ini kami masih mengkajinya," tuturnya. Saat ini, lanjutnya, perseroan memiliki rasio utang terhadap EBITDA (earning before interest, tax, depreciation, and appreciation) yang sehat di kisaran tiga kali sehingga pembiayaan kembali (refinancing) utang belum menjadi kebutuhan yang mendesak.
Namun, Michael mengakui perseroan bakal membutuhkan dukungan pendanaan ketika sembilan proyek yang saat ini dibidik sudah memasuki tahap konstruksi. Sejauh ini kesembilan proyek tersebut masih memasuki tahap studi kelayakan (feasiblity study/FS) yang diperkirakan selesai pada kuartal III-2019.
"Total nilai investasinya sekitar US$2,5 miliar dolar, untuk kesembilan proyek tersebut, " tuturnya.
(ags/ags) Next Article Danatama Sekuritas Beli 5,13% Saham ITMA
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular