Mau Cuan Trading Forex Pekan Depan, Perhatikan Sentimen Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 May 2019 20:43
Mau Cuan Trading Forex Pekan Depan, Perhatikan Sentimen Ini
Foto: Tsutomu Fukasawa (R), dealer valuta asing, bekerja dengan seorang rekan di Tokyo Forex & Ueda Harlow, hampir 10 tahun sejak runtuhnya Lehman Brothers, di Tokyo, Jepang, 27 Agustus 2018. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) sangat perkasa di pekan ini, khususnya terhadap euro dan poundsterling. Selain isu eskalasi perang dagang, yang membuat dolar menjadi incaran sebagai safe haven, sentimen dari Eropa dan Inggris juga menjadi penyebab jebloknya nilai tukar euro dan pound.

Sentimen untuk pekan depan kurang lebih masih sama, dan berikut beberapa hal yang wajib dicermati.

Bea Impor Otomotif AS

Presiden AS Donald Trump berencana untuk menunda kenaikan bea masuk impor otomotif selama enam bulan. Namun keputusan resminya baru akan diambil pada Sabtu (18/5/19) waktu setempat.

Dalam enam bulan tersebut negosiator dari AS akan mengadakan perundingan dengan Uni Eropa dan Jepang untuk mencapai kesepakatan dagang.

Jika Gedung Putih resmi mengumumkan penundaan tersebut, kecemasan perang dagang yang lebih luas akan teredam, dan memberikan peluang euro untuk menguat di awal pekan. Di sisi lain, yen si mata uang paling safe haven kemungkinan akan melemah.


Notula Rapat Kebijakan Moneter The Fed


Kamis (23/5/19) pukul 1:00 WIB dini hari akan dirilis notula atau catatan-catatan penting rapat kebijakan moneter Federal Reserve/The Fed AS. Notula ini akan memberikan gambaran apakah The Fed masih berniat untuk menaikkan suku bunga di tahun ini, atau masih tetap pada pernyataan awal jika suku bunga tidak akan berubah hingga akhir tahun.

Kejutan tingginya pertumbuhan ekonomi AS di kuartal-I 2019 membuat pelaku pasar melihat ada kemungkinan suku bunga akan dinaikkan, namun satu data sepertinya masih belum akan cukup membuat The Fed menyatakan akan kembali menaikkan suku bunga.

Notula tersebut kemungkinan akan menunjukkan The Fed masih membuka ruang untuk menaikkan suku bunga, dengan syarat indikator-indikator ekonomi terus membaik. Dolar memiliki peluang untuk menguat merespon rilis ini.

Lanjut ke halaman selanjutnya >>>

Laporan Inflasi Bank of England

Pada hari Selasa (21/5/19) nanti Bank of England (BoE) akan memberikan laporan inflasi serta outlook ekonomi di hadapan Parlemen Inggris. Di tengah menguatnya isu hard Brexit proyeksi BoE menjadi penting untuk melihat kesiapan bank sentral tersebut menghadapi kemungkinan terburuk.

Hard Brexit dikhawatirkan akan membawa ekonomi Inggris ke dalam resesi, BoE akan memiliki peran penting untuk menghadang hal tersebut. Sikap optimis BoE dalam menghadapi situasi itu diperlukan untuk meningkatkan tingkat keyakinan para pelaku bisnis maupun warga Inggris, sehingga poundstering punya ruang sedikit untuk menguat.


Data Aktivitas Bisnis Zona Euro & Pemilu Parlemen Eropa

Setelah The Fed, pada Kamis sore hari zona euro akan merilis serangkaian data aktivitas bisnis dari Perancis, Jerman, dan blok 19  negara secara keseluruhan. Data ini terbagi menjadi dua, akfivitas manufakfur dan jasa.

Isu pelambatan ekonomi masih menghantui benua biru, dan data ini bisa memberikan gambaran bagaimana kinerja perekonomian di kuartal-II 2019. Aktivitas bisnis yang menunjukkan ekspansi akan memberikan momentum penguatan bagi euro yang sedang babak belur, sebaliknya jika menunjukkan kontraksi penurunan tajam euro bisa kembali terjadi.

Indeks ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, lebih tinggi dari 50 berarti ekspansi, di bawah 50 berarti kontraksi. Satu lagi yang patut dicermati adalah Pemilu Parlemen Eropa selama empat hari mulai hari Kamis.

Wajah perpolitikan Benua Biru dalam lima tahun ke depan akan ditentukan dalam pemilu kali ini.  Berbagai partai politik dengan ideologi berbeda-beda akan berebut 751 kursi Parlemen Eropa. Euro terlihat sedikit mengalami tekanan jelang pemilu tersebut. Tidak mengherankan, pemilu selalu menimbulkan ketidakpastian, dan ketidakpastian adalah musuh utama pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular