
Masuk Indeks MSCI, Saham Emiten Batu Bara Ini Meroket!
tahir saleh, CNBC Indonesia
14 May 2019 11:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah koreksi parah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level terendah tahun ini yakni 6.077 atau amblas 0,95%, masih ada saham-saham yang mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan Selasa ini (14/5/2019).
Salah satunya yakni perusahaan perdagangan dan pertambangan batu bara PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE). Data perdagangan pukul 11.12 WIB, Selasa (14/5/2019) menunjukkan saham FIRE melesat 19,71% di level Rp 8.200/saham, dengan nilai transaksi Rp 134 miliar dan volume perdagangan 16,84 juta saham.
Kenaikan hari ini membuat gain yang dibukukan saham FIRE sepanjang tahun berjalan atau year to date mencapai 46%. Bahkan dalam setahun terakhir, saham FIRE 'ngamuk' dan memberikan return positif hingga 159%. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juni 2017.
Salah satu sentimen positif saham FIRE hari ini ialah masuknya perusahaan ke dalam MSCI Emerging Markets Index, salah satu indeks acuan pelaku pasar modal dunia.
Pada pekan ini, Morgan Stanley Capital International atau kini bernama MSCI Inc. melakukan penelaahan ulang atau review terhadap saham-saham yang menjadi konstituen indeks yang dimilikinya yakni MSCI Emerging Market Index.
Review yang dilakukan kali ini merupakan peninjauan tengah tahun yang baru dirilis pada 13 Mei 2019 dan akan mulai diterapkan pada perdagangan pada 28 Mei mendatang.
Indonesia masuk sebagai konstituen dalam MSCI Emerging Market Index yang terbagi dalam dua indeks yakni MSCI Global Small Cap Indexes dan MSCI Global Standard Indexes.
Dalam tinjauan kali ini, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dihapuskan dari MSCI Global Standard Indexes dan digantikan oleh saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Untuk MSCI Global Small Cap Indexes, satu saham didepak dari indeks ini yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Sementara, MSCI memasukkan lima saham baru dalam indeks ini termasuk FIRE. Empat saham lainnya yakni PT Bank BTPN Tbk (BTPN), PT Pelayaran Tamarin Samudera Tbk (TAMU), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan Tower Bersama.
Alfa didukung setidaknya tiga anak usaha yakni PT Berkat Bara Jaya yang memiliki konsesi di Damai (Kutai Barat, Kaltim) seluas 6.000 hektare dan memproduksi batu bara kalori tinggi.
Anak usaha kedua yakni PT Alfa Daya Energi di bidang pembangkit listrik dan terakhir yakni PT Alfara Delta Persada yang berbasis di Kutai Kartanegara, Kaltim, dan memproduksi batu bara ketel uap atau termal (steam coal).
Tahun lalu, penjualan FIRE melesat 343% menjadi Rp 783,59 miliar dari tahun 2017 sebesar Rp 176,93 miliar. Hanya saja perusahaan masih mencetak rugi bersih Rp 2,94 miliar dari rugi sebelumnya Rp 1,05 miliar.
Penekannya ialah angka beban pokok penjualan yang masih tinggi sebesar Rp 657,31 miliar dari sebelumnya hanya Rp 147,60 miliar, dan ada beban usaha mencapai Rp 13 miliar dari hanya Rp 1,38 miliar di tahun sebelumnya. Beban penjualan juga membengkak menjadi Rp 73 miliar dari sebelumnya hanya Rp 1,75 miliar.
(hps) Next Article Laba Meroket di Q3, tapi Emiten Batu Bara Ini Sahamnya Ambruk
Salah satunya yakni perusahaan perdagangan dan pertambangan batu bara PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE). Data perdagangan pukul 11.12 WIB, Selasa (14/5/2019) menunjukkan saham FIRE melesat 19,71% di level Rp 8.200/saham, dengan nilai transaksi Rp 134 miliar dan volume perdagangan 16,84 juta saham.
Kenaikan hari ini membuat gain yang dibukukan saham FIRE sepanjang tahun berjalan atau year to date mencapai 46%. Bahkan dalam setahun terakhir, saham FIRE 'ngamuk' dan memberikan return positif hingga 159%. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juni 2017.
Salah satu sentimen positif saham FIRE hari ini ialah masuknya perusahaan ke dalam MSCI Emerging Markets Index, salah satu indeks acuan pelaku pasar modal dunia.
Pada pekan ini, Morgan Stanley Capital International atau kini bernama MSCI Inc. melakukan penelaahan ulang atau review terhadap saham-saham yang menjadi konstituen indeks yang dimilikinya yakni MSCI Emerging Market Index.
Review yang dilakukan kali ini merupakan peninjauan tengah tahun yang baru dirilis pada 13 Mei 2019 dan akan mulai diterapkan pada perdagangan pada 28 Mei mendatang.
Indonesia masuk sebagai konstituen dalam MSCI Emerging Market Index yang terbagi dalam dua indeks yakni MSCI Global Small Cap Indexes dan MSCI Global Standard Indexes.
Dalam tinjauan kali ini, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dihapuskan dari MSCI Global Standard Indexes dan digantikan oleh saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Untuk MSCI Global Small Cap Indexes, satu saham didepak dari indeks ini yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Sementara, MSCI memasukkan lima saham baru dalam indeks ini termasuk FIRE. Empat saham lainnya yakni PT Bank BTPN Tbk (BTPN), PT Pelayaran Tamarin Samudera Tbk (TAMU), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan Tower Bersama.
Alfa didukung setidaknya tiga anak usaha yakni PT Berkat Bara Jaya yang memiliki konsesi di Damai (Kutai Barat, Kaltim) seluas 6.000 hektare dan memproduksi batu bara kalori tinggi.
Anak usaha kedua yakni PT Alfa Daya Energi di bidang pembangkit listrik dan terakhir yakni PT Alfara Delta Persada yang berbasis di Kutai Kartanegara, Kaltim, dan memproduksi batu bara ketel uap atau termal (steam coal).
Tahun lalu, penjualan FIRE melesat 343% menjadi Rp 783,59 miliar dari tahun 2017 sebesar Rp 176,93 miliar. Hanya saja perusahaan masih mencetak rugi bersih Rp 2,94 miliar dari rugi sebelumnya Rp 1,05 miliar.
Penekannya ialah angka beban pokok penjualan yang masih tinggi sebesar Rp 657,31 miliar dari sebelumnya hanya Rp 147,60 miliar, dan ada beban usaha mencapai Rp 13 miliar dari hanya Rp 1,38 miliar di tahun sebelumnya. Beban penjualan juga membengkak menjadi Rp 73 miliar dari sebelumnya hanya Rp 1,75 miliar.
(hps) Next Article Laba Meroket di Q3, tapi Emiten Batu Bara Ini Sahamnya Ambruk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular