
IHSG Anjlok, Harga Saham ASII Ikut Merosot
Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 May 2019 11:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Astra International Tbk (ASII) pagi ini bergerak negatif seiring dengan terkoreksinya pasar saham dalam negeri. Tercatat saham ASII sudah anjlok 1,42% ke harga Rp 6.925/sahamnya.
Tercatat hingga pukul 10.37 WIB, saham ASII diperdagangkan sebanyak 13,06 juta lot saham dengan frekuensi sebanyak 2.972 kali. Nilai transaksinya pun terbilang besar mencapai Rp 90,26 miliar.
Menurut Analis Royal Investium Janson Nasrial, produsen kendaraan roda dan roda empat dalam negeri ini merupakan salah satu perusahaan yang akan diuntungkan dengan terjadinya perang dagang antara Amerika dan China.
Hal tersebut dikarenakan Astra menggantungkan penjualannya ke dalam negeri sehingga tak terpengaruh dengan adanya perang dagang.
"Sektor saat ini lebih aman ke sektor domestik konsumsi oriented ... auto misalnya ASII," kata Janson kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/5).
Sementara itu, hingga kuartal pertama tahun ini mencatatkan laba bersih mencapai Rp 5,21 triliun, naik 5% dibandingkan Rp 4,98 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan konsolidasi perusahaan tercatat mencapai Rp 59,60 triliun yang juga mengalami pertumbuhan mencapai Rp 7% dari Rp 55,82 triliun secara year on year (YoY).
Peningkatan kinerja perusahaan ini terutama karena adanya peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, yang mana kenaikan tersebut lebih tinggi dari penurunan kontribusi bisnis otomotif dan agribisnis.
Tahun ini Astra mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 30 triliun. Sumber pendanaan belanja modal Astra murni sepenuhnya dari kas internal.
Rinciannya, angka Rp 30 triliun itu terdiri dari belanja modal PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 15 triliun, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Rp 1,7 triliun, ekspansi jalan tol, pembangunan outlet baru sebesar Rp 2,5 triliun. Selebihnya, belanja modal yang berkaitan dengan teknologi informasi (IT) yang diperlukan anak usaha Grup Astra.
(dru) Next Article Saham ASII Terkoreksi Hari Ini, Bagaimana Prospeknya?
Tercatat hingga pukul 10.37 WIB, saham ASII diperdagangkan sebanyak 13,06 juta lot saham dengan frekuensi sebanyak 2.972 kali. Nilai transaksinya pun terbilang besar mencapai Rp 90,26 miliar.
Menurut Analis Royal Investium Janson Nasrial, produsen kendaraan roda dan roda empat dalam negeri ini merupakan salah satu perusahaan yang akan diuntungkan dengan terjadinya perang dagang antara Amerika dan China.
"Sektor saat ini lebih aman ke sektor domestik konsumsi oriented ... auto misalnya ASII," kata Janson kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/5).
Sementara itu, hingga kuartal pertama tahun ini mencatatkan laba bersih mencapai Rp 5,21 triliun, naik 5% dibandingkan Rp 4,98 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan konsolidasi perusahaan tercatat mencapai Rp 59,60 triliun yang juga mengalami pertumbuhan mencapai Rp 7% dari Rp 55,82 triliun secara year on year (YoY).
Peningkatan kinerja perusahaan ini terutama karena adanya peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, yang mana kenaikan tersebut lebih tinggi dari penurunan kontribusi bisnis otomotif dan agribisnis.
Tahun ini Astra mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 30 triliun. Sumber pendanaan belanja modal Astra murni sepenuhnya dari kas internal.
Rinciannya, angka Rp 30 triliun itu terdiri dari belanja modal PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 15 triliun, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Rp 1,7 triliun, ekspansi jalan tol, pembangunan outlet baru sebesar Rp 2,5 triliun. Selebihnya, belanja modal yang berkaitan dengan teknologi informasi (IT) yang diperlukan anak usaha Grup Astra.
(dru) Next Article Saham ASII Terkoreksi Hari Ini, Bagaimana Prospeknya?
Most Popular