
Dibuka Anjlok 0,88% Koreksi IHSG Makin Dalam, Panic Selling?
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
14 May 2019 09:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik pada perdagangan Selasa pagi ini (14/5/2019) langsung dibuka di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,88% ke level 6.081,4 atau kehilangan 53,99 poin dibanding penutupan perdagangan Senin kemarin.
Eskalasi perang dagang AS-China membuat pemodal di pasar domestik khawatir konflik dagang antarkedua negara akan membuat ekonomi dunia dan Indonesia terganggu. Ini membuat pemodal lebih memilih aset aman seperti dolar AS yang masih dianggap sebagai safe haven masih cukup laku diburu investor.
Saham-saham emiten berkapitalisasi besar terkapar di awal perdagangan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,93%, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,94%, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga turun 2,73%.
Adapun saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) amblas 2,58% dan PT Astra International Tbk (ASII) jeblok 2,49%.
Hingga pukul 09.08 IHSG sudah anjlok 1,5% ke level 6.042,49.
Kemarin, China mengumumkan balasannya atas pengenaan bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan.
Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa bea masuk bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar akan dinaikkan menjadi 20 dan 25%, dari yang sebelumnya berada di level 5% dan 10%. Barang-barang agrikultur menjadi sasaran dari pemerintah China.
Ketika berlaku pada tanggal 1 Juni mendatang, importir asal China akan membayar bea masuk yang lebih tinggi ketika mendatangkan produk agrikultur seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam dan kalkun dari Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah China menyebut bahwa bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan kemarin telah membahayakan kepentingan kedua negara serta tak sesuai dengan ekspektasi dari dunia internasional, seperti dilansir dari CNBC International.
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum membuat keputusan terkait dengan apakah produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang akan dikenakan bea masuk.
"Kami memiliki hak untuk mengenakan (bea masuk terhadap) US$ 325 miliar lainnya (produk impor asal China) sebesar 25%," kata Trump sebelum kemudian menambahkan "Saya belum membuat keputusan tersebut."
Sebelumnya, Trump sempat menyebut bahwa produk impor asal China senilai US$ 325 miliar tersebut akan dibebankan bea masuk senilai 25% dalam waktu dekat. Melunaknya sikap Trump tersebut membuat pelaku pasar optimistis bahwa perang dagang tak akan tereskalasi lagi.
(hps/tas) Next Article Sempat Terkoreksi Hingga 4%, Begini Analisis Laju IHSG
Eskalasi perang dagang AS-China membuat pemodal di pasar domestik khawatir konflik dagang antarkedua negara akan membuat ekonomi dunia dan Indonesia terganggu. Ini membuat pemodal lebih memilih aset aman seperti dolar AS yang masih dianggap sebagai safe haven masih cukup laku diburu investor.
Saham-saham emiten berkapitalisasi besar terkapar di awal perdagangan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,93%, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,94%, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga turun 2,73%.
Hingga pukul 09.08 IHSG sudah anjlok 1,5% ke level 6.042,49.
Kemarin, China mengumumkan balasannya atas pengenaan bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan.
Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa bea masuk bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar akan dinaikkan menjadi 20 dan 25%, dari yang sebelumnya berada di level 5% dan 10%. Barang-barang agrikultur menjadi sasaran dari pemerintah China.
Ketika berlaku pada tanggal 1 Juni mendatang, importir asal China akan membayar bea masuk yang lebih tinggi ketika mendatangkan produk agrikultur seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam dan kalkun dari Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah China menyebut bahwa bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan kemarin telah membahayakan kepentingan kedua negara serta tak sesuai dengan ekspektasi dari dunia internasional, seperti dilansir dari CNBC International.
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum membuat keputusan terkait dengan apakah produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang akan dikenakan bea masuk.
"Kami memiliki hak untuk mengenakan (bea masuk terhadap) US$ 325 miliar lainnya (produk impor asal China) sebesar 25%," kata Trump sebelum kemudian menambahkan "Saya belum membuat keputusan tersebut."
Sebelumnya, Trump sempat menyebut bahwa produk impor asal China senilai US$ 325 miliar tersebut akan dibebankan bea masuk senilai 25% dalam waktu dekat. Melunaknya sikap Trump tersebut membuat pelaku pasar optimistis bahwa perang dagang tak akan tereskalasi lagi.
(hps/tas) Next Article Sempat Terkoreksi Hingga 4%, Begini Analisis Laju IHSG
Most Popular