Laba Meroket di Q3, tapi Emiten Batu Bara Ini Sahamnya Ambruk

tahir saleh, CNBC Indonesia
25 November 2019 16:26
Harga saham emiten perdagangan baru bara, PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) terkoreksi cukup dalam.
Foto: REUTERS/Mukesh Gupta/Files

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten perdagangan baru bara, PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) terkoreksi cukup dalam sepanjang tahun ini atau year to date hingga Senin ini (25/11/2019) yakni 84% di level Rp 1.245/saham. Setahun terakhir, saham FIRE juga ambles 78%.

Padahal, mengacu data laporan keuangan September 2019 atau 9 bulan pertama tahun ini, yang baru dipublikasikan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin ini (25/11/2019), kinerja perusahaan sangat baik. Bahkan pendapatan naik 104% menjadi Rp 1 triliun per September 2019, dari periode yang sama 2018 yakni Rp 491 miliar.

Adapun pencapaian pendapatan itu membuat perseroan berhasil membalikkan kondisi keuangan dari rugi Rp 5,23 miliar menjadi laba bersih Rp 13,37 miliar pada periode 9 bulan pertama ini.


Mengacu laporan keuangan, pendapatan terbesar dari perdagangan batu bara dengan Noble Resources International Ltd yang mencapai Rp 403,97 miliar dari sebelumnya Rp 238,22 miliar, sementara porsi kedua dari PT LG Electronics Indonesia sebesar Rp 283,94 miliar dari Rp 23,05 miliar.

Porsi ketiga diperoleh dari PT Sojitz Indonesia sebesar Rp 149,73 miliar dari sebelumnya Rp 103,34 miliar. 

Saham perusahaan dipegang oleh Asabri 15,57%, PT Kencana Prima Mulia 36,68%, investor publik 47,74%, dan sisanya Aris Munandar (Dirut) 0,002%.

Perusahaan fokus pada bidang pertambangan, perdagangan dan pengangkutan, khususnya saat ini di bidang jasa manajemen dan perdagangan batu bara. Perusahaan sebetulnya punya IUP-Operasi khusus untuk pengangkutan dan penjualan batu bara (IUP-OPK) No. 69/1/IUP/PMDN/2017 yang diperoleh tanggal 24 Mei 2017 yang berlaku sampai dengan 2020.


Perusahaan mulai melakukan kegiatan usaha secara komersial pada tahun 2016 dan tercatat di BEI pada 9 Juni 2017 dengan melepas 300 juta saham dengan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Rp 500/saham. Saat IPO, perusahaan meraih dana Rp 150 miliar.

Mengacu data BEI, hingga penutupan perdagangan Senin sore ini (25/11/2019), saham FIRE ditutup minus 0,80% di level Rp 1.245/saham. Namun setahun terakhir saham FIRE ambles 78%, dan year to date minus 84% dengan kapitalisasi pasar Rp 1,84 triliun.

Berdasarkan data Tim Riset CNBC Indonesia, saham FIRE termasuk dalam 8 saham yang masuk barisan saham lapis dua (second liner) yang 'menggila' sejak awal tahun karena ditransaksikan dalam jumlah besar.

Adapun 7 saham lainnya yakni PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL), PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI), PT Andira Agro Tbk (ANDI), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS).

Jokowi minta perusahaan tambang garap hilirisasi

[Gambas:Video CNBC]

 


(tas/hps) Next Article BPKM Cabut Izin Usaha Pertambangan Unit Usaha Alfa Energi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular