
AS-China Masih Membara, IHSG Sulit Keluar dari Tekanan
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 May 2019 08:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan jelang akhir pekan ini, Jumat (10/5/2019) masih akan dipengaruhi oleh sentimen negatif dari pembicaraan damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Artha Sekuritas menyebutkan pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi sentimen global. Investor juga akan menunggu kepastian dari negosiasi dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.
Secara teknikal, Artha Sekuritas menilai indikator Stochastic dari IHSG bergerak di area jenuh jual (oversold) sehingga pelemahan diperkirakan akan terbatas.
Tadi pagi, indeks-indeks acuan di bursa Wall Street AS rontok di akhir perdagangan Kamis (9/5/2019) jelang pemberlakuan rencana kenaikan bea impor terhadap berbagai produk China pada Jumat pekan ini.
Dow Jones Industrial Average turun 138,97 poin atau 0,54%, S&P 500 melemah 0,3%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,41%. Dow Jones telah kehilangan lebih dari 650 poin, sementara S&P 500 anjlok 2,5% sepanjang pekan ini setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan bea masuk terhadap produk China hari Minggu lalu.
Panin Sekuritas menambahkan, akibat sentimen global yang negatif ini pada perdagangan kemarin IHSG langsung menembus dua level tahanan bawah (support) penting sekaligus yaitu 6.250 dan 6.200.
Arah pergerakan IHSG semakin menurun, namun diperkirakan hari ini masih ada potensi pengujian level 6.200. Panin Sekuritas memprediksi hari ini indeks akan bergerak di kisaran support 6.150 dan resisten (tahanan atas) di 6.250.
Tim Riset CNBC Indonesia menilai sentimen pasar di dalam negeri datang dari penantian data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019 pada hari ini. Salah satu pos yang menjadi sorotan adalah transaksi berjalan (current account). Sepanjang tahun 2018, transaksi berjalan masih defisit -2,98%.
Dari sisi teknikal, posisi IHSG saat ini masuk level penahan koreksi (support) terdekatnya. Terbentuknya pola lilin hitam (black candle) mengindikasikan tren penurunan IHSG hari hari ini.
Jika terjadi penurunan kembali, IHSG berpotensi menguji level 6.152 sebagai support selanjutnya.
(tas) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir
Artha Sekuritas menyebutkan pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi sentimen global. Investor juga akan menunggu kepastian dari negosiasi dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.
Secara teknikal, Artha Sekuritas menilai indikator Stochastic dari IHSG bergerak di area jenuh jual (oversold) sehingga pelemahan diperkirakan akan terbatas.
Tadi pagi, indeks-indeks acuan di bursa Wall Street AS rontok di akhir perdagangan Kamis (9/5/2019) jelang pemberlakuan rencana kenaikan bea impor terhadap berbagai produk China pada Jumat pekan ini.
Panin Sekuritas menambahkan, akibat sentimen global yang negatif ini pada perdagangan kemarin IHSG langsung menembus dua level tahanan bawah (support) penting sekaligus yaitu 6.250 dan 6.200.
Arah pergerakan IHSG semakin menurun, namun diperkirakan hari ini masih ada potensi pengujian level 6.200. Panin Sekuritas memprediksi hari ini indeks akan bergerak di kisaran support 6.150 dan resisten (tahanan atas) di 6.250.
Tim Riset CNBC Indonesia menilai sentimen pasar di dalam negeri datang dari penantian data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019 pada hari ini. Salah satu pos yang menjadi sorotan adalah transaksi berjalan (current account). Sepanjang tahun 2018, transaksi berjalan masih defisit -2,98%.
Dari sisi teknikal, posisi IHSG saat ini masuk level penahan koreksi (support) terdekatnya. Terbentuknya pola lilin hitam (black candle) mengindikasikan tren penurunan IHSG hari hari ini.
Jika terjadi penurunan kembali, IHSG berpotensi menguji level 6.152 sebagai support selanjutnya.
(tas) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular