
Likuiditas Pasar Forex Asia Rendah, Yen Bisa Menguat Lagi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
30 April 2019 10:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Likuiditas di perdagangan valutas asing atau forex di sesi Asia diperkirakan masih rendah hingga satu pekan ke depan akibat liburnya pasar Jepang yang merayakan penobatan Putra Mahkota Naruhito hingga 6 Mei mendatang.
Di saat likuiditas rendah, pergerakan di pasar forex bisa menjadi lebih besar dari biasanya, dan yen Jepang terlihat berpeluang menguat terhadap mata uang utama lain.
Melansir Bloomberg, data dari Tokyo Financial Inc. menunjukkan posisi beli bersih atau net long yen mencapai 208,613 kontrak atau senilai US$ 2,09 miliar sebelum pasar Jepang libur pada 26 April lalu.
Pasar Jepang baru akan dibuka lagi pada Selasa 7 Mei mendatang.
Pada pukul 8:53 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 111,55/US$, menguat dibandingkan penutupan Senin yakni di level 111,63/US$ Yen terlihat semakin diuntungkan setelah rilis data aktivitas manufaktur China yang kurang bagus.
Survei aktivitas manufaktur dilakukan terhadap manajer pembelian sehingga disebut juga Purchasing Manager Index (PMI).
Pada bulan April, aktivitas manufatur PMI China menunjukkan angka 50,1 lebih rendah dari bulan Maret sebesar 50,5 sekaligus mematahkan prediksi kenikan di Forex Factory sebesar 50,7.
Survei ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas ekspansi dan kontraksi. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi bisnis, sementara di bawah 50 menunjukkan kontraksi bisnis yang berarti buruk.
Data yang sama juga ditunjukkan oleh Caixin yang melakukan survei dengan sampel yang lebih kecil. Angka manufaktur PMI Caixin dirilis sebesar 50,2 dibandingkan bulan Maret sebesar 50,8.
Sementara prediksi di Forex Factory sebesar 51,0. Kedua data tersebut menunjukkan melambatnya ekspansi manufaktur di Negeri Panda, bahkan hampir mendekati kontraksi, padahal baru di bulan Maret lalu sektor pengolahan ini berhasil keluar naik ke atas angka 50.
Data-data ekonomi dari China kerap berdampak pada pergerakan bursa saham global. China merupakan negara dengan tingkat ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat, sehingga kondisi ekonomi di negara tersebut dapat berpengaruh ke negara-negara lainnya.
Bursa saham Asia berada di zona merah pascarilis data ini, jika terus demikian sepanjang perdagangan, dan diikuti oleh bursa Eropa dan AS, besar kemungkinan yen akan menguat (USD/JPY bergerak turun) pada perdagangan Selasa ini, (30/4/2019).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Nasib Yen Jepang Makin Tragis, Gara-gara Siapa?
Di saat likuiditas rendah, pergerakan di pasar forex bisa menjadi lebih besar dari biasanya, dan yen Jepang terlihat berpeluang menguat terhadap mata uang utama lain.
Melansir Bloomberg, data dari Tokyo Financial Inc. menunjukkan posisi beli bersih atau net long yen mencapai 208,613 kontrak atau senilai US$ 2,09 miliar sebelum pasar Jepang libur pada 26 April lalu.
Pasar Jepang baru akan dibuka lagi pada Selasa 7 Mei mendatang.
Pada pukul 8:53 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 111,55/US$, menguat dibandingkan penutupan Senin yakni di level 111,63/US$ Yen terlihat semakin diuntungkan setelah rilis data aktivitas manufaktur China yang kurang bagus.
Pada bulan April, aktivitas manufatur PMI China menunjukkan angka 50,1 lebih rendah dari bulan Maret sebesar 50,5 sekaligus mematahkan prediksi kenikan di Forex Factory sebesar 50,7.
Survei ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas ekspansi dan kontraksi. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi bisnis, sementara di bawah 50 menunjukkan kontraksi bisnis yang berarti buruk.
Data yang sama juga ditunjukkan oleh Caixin yang melakukan survei dengan sampel yang lebih kecil. Angka manufaktur PMI Caixin dirilis sebesar 50,2 dibandingkan bulan Maret sebesar 50,8.
Sementara prediksi di Forex Factory sebesar 51,0. Kedua data tersebut menunjukkan melambatnya ekspansi manufaktur di Negeri Panda, bahkan hampir mendekati kontraksi, padahal baru di bulan Maret lalu sektor pengolahan ini berhasil keluar naik ke atas angka 50.
Data-data ekonomi dari China kerap berdampak pada pergerakan bursa saham global. China merupakan negara dengan tingkat ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat, sehingga kondisi ekonomi di negara tersebut dapat berpengaruh ke negara-negara lainnya.
Bursa saham Asia berada di zona merah pascarilis data ini, jika terus demikian sepanjang perdagangan, dan diikuti oleh bursa Eropa dan AS, besar kemungkinan yen akan menguat (USD/JPY bergerak turun) pada perdagangan Selasa ini, (30/4/2019).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Nasib Yen Jepang Makin Tragis, Gara-gara Siapa?
Most Popular