
Duh! Harga Obligasi RI Masih dalam Tren Koreksi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
26 April 2019 09:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah diprediksi masih akan terkoreksi hari ini karena belum ada sentimen global dan domestik yang akan membawa pasar keuangan bergerak positif secara signifikan hari ini.
Associate Director PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga mengatakan saat ini beberapa seri surat utang negara (SUN) acuan juga sudah mengalami tren penurunan yang besar dan berpotensi terkoreksi lagi karena sudah menembus batas garis support secara teknikal.
"Kami masih merekomendasikan jual hari ini dengan potensi membeli di harga rendah," ujar Associate Director PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya pagi ini (26/4/19).
Koreksi tersebut diprediksi masih akan terjadi ketika pasar keuangan sedang diwarnai oleh indikasi bank sentral Jepang akan memperpanjang rezim bunga rendahnya, China yang masih berencana membangun proyek raksasa belt and road, dan pertemuan pimpinan Rusia dan Korea Utara.
Selain itu, dari pasar domestik, kemarin Bank Indonesia mengumumkan penetapan kembali suku bunga acuan 7 days reverse repo rate (7DRRR) dan berencana menggenjot ekspor agar memperkuat deficit neraca berjalan (CAD).
Jika koreksi terealisasi hari ini, maka tren koreksi sudah dibukukan selama sepekan terakhir yang lebih disebabkan faktor global serta belum adanya aura positif signifikan dari musim pengumuman laporan keuangan (earnings season) kuartal I-2019.
Pasar obligasi terakhir kali menguat pada akhir pekan lalu, bertepatan dengan aksi hitung cepat hasil pilpres pada Rabu pekan lalu yang sampai saat ini masih dimenangkan oleh petahana.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Damai Dagang & Penguatan Rupiah Bawa Pasar Obligasi Menguat
Associate Director PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga mengatakan saat ini beberapa seri surat utang negara (SUN) acuan juga sudah mengalami tren penurunan yang besar dan berpotensi terkoreksi lagi karena sudah menembus batas garis support secara teknikal.
"Kami masih merekomendasikan jual hari ini dengan potensi membeli di harga rendah," ujar Associate Director PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya pagi ini (26/4/19).
Koreksi tersebut diprediksi masih akan terjadi ketika pasar keuangan sedang diwarnai oleh indikasi bank sentral Jepang akan memperpanjang rezim bunga rendahnya, China yang masih berencana membangun proyek raksasa belt and road, dan pertemuan pimpinan Rusia dan Korea Utara.
Jika koreksi terealisasi hari ini, maka tren koreksi sudah dibukukan selama sepekan terakhir yang lebih disebabkan faktor global serta belum adanya aura positif signifikan dari musim pengumuman laporan keuangan (earnings season) kuartal I-2019.
Pasar obligasi terakhir kali menguat pada akhir pekan lalu, bertepatan dengan aksi hitung cepat hasil pilpres pada Rabu pekan lalu yang sampai saat ini masih dimenangkan oleh petahana.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Damai Dagang & Penguatan Rupiah Bawa Pasar Obligasi Menguat
Most Popular