
Fitch Ratings Pangkas Prospek PP Properti, Ada Apa?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 April 2019 18:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, menurunkan prospek peringkat PT PP Properti Tbk (PPRO) dari stabil ke negatif dan mengafirmasi peringkat National Long-Term Rating perusahaan di level BBB+.
Penurunan prospek tersebut karena Fitch menilai masih terdapat risiko terkait dengan pengumpulan kas (arus kas masuk) PPRO selama 2 tahun ke depan.
Estimasi tersebut setelah mempertimbangkan beberapa kondisi termasuk posisi kas perusahaan, metode pembiayaan, wilayah pengembangan proyek, dan tumbuhnya penjualan presales.
Fitch menilai, ada peluang bahwa perusahaan akan kesulitan mengumpulkan pembayaran atas penjualan massal tiga proyek hunian di Surabaya dengan nilai mencapai Rp 1,8 triliun pada tahun ini.
Posisi kas juga kemungkinan tertekan karena perusahaan memutuskan untuk memperpanjang periode pelunasan presales dari 12-36 bulan menjadi 36-60 bulan.
Walaupun demikian, manajemen perusahaan, seperti dikatakan Fitch, berharap bahwa perpanjangan periode ini akan menarik lebih banyak penjualan presales, terutama pada semester kedua tahun ini.
Lebih lanjut, PPRO tengah melakukan pendekatan dengan bank-bank lokal untuk mendapatkan dana segar dengan mengoper pendapatan masa depan dari cicilan konsumen kepada bank lokal bersangkutan.
Namun, besar kemungkinan perusahaan akan menghadapi banyak tantangan saat eksekusinya.
Di lain pihak, lembaga pemeringkat ini juga menilai masih ada sentimen positif bagi anak usaha PT PP Tbk (PTPP) itu ke depan.
Pertama, lokasi proyek hunian yang tersebar luas di wilayah strategis Jawa menjadi salah satu keunggulan perusahaan. Saat ini PPRO, sedang mengembangkan proyek di wilayah Jabodetabek, Surabaya, Semarang dan Malang.
Kedua, mayoritas proyek hunian tersebut menargetkan kalangan berpendapatan menengah dan menengah ke bawah, yang merupakan pangsa pasar utama untuk industri hunian.
Di lain sisi, Fitch juga mengkonfirmasi peringkat utang jangka panjang, obligasi senior senilai Rp 2 triliun, dan medium term notes (surat utang jangka menengah) senilai Rp 600 miliar milik perusahaan, semuanya di level di BBB+ atau layak investasi.
Peringkat BBB+ menunjukkan bahwa surat utang memiliki risiko kredit yang cukup rendah. Hal ini mengingat bahwa posisi kas PPRO yang cukup memadai sehingga membuat tingkat likuiditas perusahaan lebih baik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Dapat Rating Fitch, Obligasi PPRO Laris Manis hingga Rp 2,4 T
Penurunan prospek tersebut karena Fitch menilai masih terdapat risiko terkait dengan pengumpulan kas (arus kas masuk) PPRO selama 2 tahun ke depan.
Estimasi tersebut setelah mempertimbangkan beberapa kondisi termasuk posisi kas perusahaan, metode pembiayaan, wilayah pengembangan proyek, dan tumbuhnya penjualan presales.
Fitch menilai, ada peluang bahwa perusahaan akan kesulitan mengumpulkan pembayaran atas penjualan massal tiga proyek hunian di Surabaya dengan nilai mencapai Rp 1,8 triliun pada tahun ini.
Posisi kas juga kemungkinan tertekan karena perusahaan memutuskan untuk memperpanjang periode pelunasan presales dari 12-36 bulan menjadi 36-60 bulan.
Walaupun demikian, manajemen perusahaan, seperti dikatakan Fitch, berharap bahwa perpanjangan periode ini akan menarik lebih banyak penjualan presales, terutama pada semester kedua tahun ini.
Lebih lanjut, PPRO tengah melakukan pendekatan dengan bank-bank lokal untuk mendapatkan dana segar dengan mengoper pendapatan masa depan dari cicilan konsumen kepada bank lokal bersangkutan.
Namun, besar kemungkinan perusahaan akan menghadapi banyak tantangan saat eksekusinya.
Di lain pihak, lembaga pemeringkat ini juga menilai masih ada sentimen positif bagi anak usaha PT PP Tbk (PTPP) itu ke depan.
Pertama, lokasi proyek hunian yang tersebar luas di wilayah strategis Jawa menjadi salah satu keunggulan perusahaan. Saat ini PPRO, sedang mengembangkan proyek di wilayah Jabodetabek, Surabaya, Semarang dan Malang.
Kedua, mayoritas proyek hunian tersebut menargetkan kalangan berpendapatan menengah dan menengah ke bawah, yang merupakan pangsa pasar utama untuk industri hunian.
Di lain sisi, Fitch juga mengkonfirmasi peringkat utang jangka panjang, obligasi senior senilai Rp 2 triliun, dan medium term notes (surat utang jangka menengah) senilai Rp 600 miliar milik perusahaan, semuanya di level di BBB+ atau layak investasi.
Peringkat BBB+ menunjukkan bahwa surat utang memiliki risiko kredit yang cukup rendah. Hal ini mengingat bahwa posisi kas PPRO yang cukup memadai sehingga membuat tingkat likuiditas perusahaan lebih baik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Dapat Rating Fitch, Obligasi PPRO Laris Manis hingga Rp 2,4 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular