
Penjualan Ritel Sama-sama Naik, Pound Jeblok Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 April 2019 21:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Rilis data penjualan ritel Inggris dan Amerika Serikat (AS) sama-sama naik di bulan Maret, namun poundsterling sepertinya kalah kuat lawan dolar. Pada pukul 20:28 WIB pound diperdagangkan di kisaran 1,3011 atau melemah sekitar 0,2%, melansir kuotasi MetaTrader 5.
Office for National Statistic (ONS) melaporkan penjualan ritel di bulan Maret naik sebesar 1,1%, dari bulan sebelumnya yang naik 0,6%. Kenaikan di bulan Maret tersebut mematahkan prediksi penurunan sebesar 0,3%, berdasarkan data dari Forex Factory. Sekali lagi data ekonomi menunjukkan kekuatan ekonomi Inggris meski terus dihantui isu Brexit.
Namun AS yang melaporkan kenaikan lebih besar mampu membuat dolar menekuk pound sterling. Departemen Perdagangan AS merilis data penjualan ritel sebesar 1,6% dari bulan sebelumnya yang turun 0,2%. Kenaikan di bulan Maret tersebut menjadi yang terbesar sejak September 2017.
Kenaikan tajam tersebut dipicu oleh tingginya penjualan otomotif furniture, pakaian, serta bahan bakar.
Sementara penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan, dilaporkan naik 1,2% setelah mengalami penurunan 0,2% di bulan Februari.
Selain data hari ini, pound masih terus mendapat tekanan dari ketidakpastian proposal Brexit.
Mengutip Reuters, Pimpinan Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan tidak ada kesepakatan yang dicapai antara oposisi dengan pemerintah terkait wilayah pabean di Kepulauan Irlandia (Irish Backstop).
Sementara itu anggota Parlemen Inggris, Frank Field, seperti dikutip CNBC International, akan mengajukan proposal untuk bertahan di wilayah pabean Uni Eropa.
Field yang akan mengajukan proposal tersebut mengatakan langkahnya akan memberikan tekanan bagi Perdana Menteri Theresa May dan pemimpin oposisi Jeremy Corbyn yang sedang berdiskusi untuk membuat proposal Brexit yang dapat diterima semua pihak.
Proposal yang akan diajukan oleh Field bersama salah satu anggota parlemen dari Partai Konservatif, Kenneth Clarke, diperkirakan akan membuat geram para pendukung Brexit, yang ingin memperoleh kesepakatan dagang baru pasca-Brexit.
Semua faktor-faktor tersebut membuat pound kini menuju penurunan tiga hari bertuntun melawan dolar AS, dan sudah berada di level terendah 9 hari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan Video Nasib Rupiah Pasca Pilpres
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap) Next Article Pound Terus Menguat Saat Parlemen Inggris Reses
Office for National Statistic (ONS) melaporkan penjualan ritel di bulan Maret naik sebesar 1,1%, dari bulan sebelumnya yang naik 0,6%. Kenaikan di bulan Maret tersebut mematahkan prediksi penurunan sebesar 0,3%, berdasarkan data dari Forex Factory. Sekali lagi data ekonomi menunjukkan kekuatan ekonomi Inggris meski terus dihantui isu Brexit.
Kenaikan tajam tersebut dipicu oleh tingginya penjualan otomotif furniture, pakaian, serta bahan bakar.
Sementara penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan, dilaporkan naik 1,2% setelah mengalami penurunan 0,2% di bulan Februari.
Selain data hari ini, pound masih terus mendapat tekanan dari ketidakpastian proposal Brexit.
Mengutip Reuters, Pimpinan Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan tidak ada kesepakatan yang dicapai antara oposisi dengan pemerintah terkait wilayah pabean di Kepulauan Irlandia (Irish Backstop).
Sementara itu anggota Parlemen Inggris, Frank Field, seperti dikutip CNBC International, akan mengajukan proposal untuk bertahan di wilayah pabean Uni Eropa.
Field yang akan mengajukan proposal tersebut mengatakan langkahnya akan memberikan tekanan bagi Perdana Menteri Theresa May dan pemimpin oposisi Jeremy Corbyn yang sedang berdiskusi untuk membuat proposal Brexit yang dapat diterima semua pihak.
Proposal yang akan diajukan oleh Field bersama salah satu anggota parlemen dari Partai Konservatif, Kenneth Clarke, diperkirakan akan membuat geram para pendukung Brexit, yang ingin memperoleh kesepakatan dagang baru pasca-Brexit.
Semua faktor-faktor tersebut membuat pound kini menuju penurunan tiga hari bertuntun melawan dolar AS, dan sudah berada di level terendah 9 hari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan Video Nasib Rupiah Pasca Pilpres
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap) Next Article Pound Terus Menguat Saat Parlemen Inggris Reses
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular