Mau 01 atau 02, Pilpres Sisakan Noda Hitam Bagi Pasar Saham

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 April 2019 14:50
Sektor Properti Paling Cuan
Foto: Ilustrasi pembangunan properti (Dok foto Urban Jakarta)
Menariknya, di tengah pelemahan IHSG, ada dua sektor yang bisa membukukan kenaikan yang begitu signifikan, yakni properti, real estate, dan konstruksi bangunan (1,86%) dan barang konsumsi (1%).

Sementara itu, dua sektor dengan koreksi paling dalam adalah agrikultur (-1,19%) dan industri dasar dan kimia (-2,01%).

Sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan melesat lantaran aksi beli yang dilakukan investor atas saham-saham emiten konstruksi milik pemerintah (BUMN).


Dalam 5 hari perdagangan terakhir menjelang pemilu, saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menguat 5,04%, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melesat 6,57%, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 5,43%.

Optimisme terkait dengan pembentukan holding BUMN bidang infrastruktur melandasi aksi beli yang dilakukan investor atas saham-saham BUMN karya tersebut.

Memang, hingga saat ini pemerintah masih belum menuntaskan pembentukan dan payung hukum pendirian holding BUMN bidang infrastruktur. Masih ada sejumlah persoalan terkait legal opinion dari Kejaksaan Agung.


Namun jika benar bisa dieksekusi nantinya, diharapkan kinerja dari ketiga BUMN karya tersebut akan lebih baik.

Khusus untuk ADHI, ada sentimen khusus yang membuat harga sahamnya bisa melesat. Perusahaan menyatakan akan membangun rel kereta layang alias loopline untuk lintasan kereta rel listrik komuter (KRL Commuter Line) di Jakarta. Panjang rel yang akan dibangun mencapai 24 kilometer.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan, proyek itu bertujuan meminimalisasi terjadinya gangguan akibat perlintasan sebidang yang ada saat ini. Sehingga, jalur kereta KRL akan dibuat secara layang.

"Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 15 triliun," ungkap Budi Harto kepada wartawan saat ditemui di Grandhika Hotel, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2019).

Menurutnya, saat ini perusahaan masih membuat rancangan proyek secara detail beserta desainnya sebelum disampaikan kepada pemerintah sebagai penanggung jawab. Tender proyek untuk KRL layang sendiri baru akan dilakukan pada akhir tahun 2019.

"Tahun depan bisa berjalan proyeknya," tambah Budi Harto.

Investor berharap bahwa proyek tersebut bisa meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/tas)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular