Kepemilikan Asing Tembus Rekor, Harga SBN Menguat

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 April 2019 18:42
Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, dan semakin membesar sejak pembukaan setelah didorong oleh sentimen positifnya data neraca perdagangan Indonesia yang membaik. 

Penguatan tersebut diikuti derasnya dana investor asing yang masuk ke pasar surat utang negara (SUN) hingga kembali menembus rekor, meskipun saat ini sudah mendekati pemilu yang justru diprediksi semakin pasif. 

Naiknya harga SUN itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 2,9 basis poin (bps) menjadi 8,08%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Tiga seri acuan lain juga menguat dengan besaran penurunan yield yang lebih tipis daripada seri acuan 15 tahun.

  
Yield Obligasi Negara Acuan 15 Apr'19
SeriJatuh tempoYield 12 Apr'19 (%)Yield 15 Apr'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 12 Apr'19
FR00775 tahun7.1667.145-2.107.1178
FR007810 tahun7.6857.665-2.007.6364
FR006815 tahun8.1188.089-2.908.0625
FR007920 tahun8.2428.234-0.808.1956
Avg movement-1.95
Sumber: Refinitiv  

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.  

Indeks tersebut naik 0,42 poin (0,17%) menjadi 247,3 dari posisi kemarin 246,87. 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 510 bps, melebar dari posisi kemarin 513 bps.  

Besaran spread tersebut masih menunjukkan posisi di atas rerata tahun lalu 450 bps, yang semakin menunjukkan atraktifnya diferensiasi SUN dengan US Treasury di mata investor asing. 

Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 2,56% dari posisi kemarin 2,54%. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada seri 3 bulan-5 tahun dan 2 tahun-5 tahun. 

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

 
Yield US Treasury Acuan 15 Apr 2019
SeriBenchmarkYield 12 Apr'19 (%)Yield 15 Apr'19 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.4412.4273 bulan-5 tahun4.5
UST 20202 Tahun2.3962.42 tahun-5 tahun1.8
UST 20213 Tahun2.3592.3673 tahun-5 tahun-1.5
UST 20235 Tahun2.3752.3823 bulan-10 tahun-13.5
UST 202810 Tahun2.562.5622 tahun-10 tahun-16.2
Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 368,4 triliun SBN, atau 38,16% dari total beredar Rp 2.537 triliun berdasarkan data per 12 April.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 75,15 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Nilai kepemilikan investor asing tersebut kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui Rp 967,41 triliun pada 11 April, seiring dengan bertambahnya nilai SUN yang diterbitkan pemerintah. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang, yang masing-masingnya naik 0,46% dan 0,25%. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, mayoritas masih terkoreksi di mana penguatan hanya terjadi di Brasil dan Afsel. 

Di negara maju, koreksi juga masih terjadi di hampir seluruh negara. Hal tersebut mencerminkan pasar keuangan global masih dilanda sentimen positif akibat membaiknya kinerja emiten di AS dan perbankan di China.

  
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 12 Apr'19 (%)Yield 15 Apr'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil8.998.98-1.00
China3.3313.3754.40
Jerman0.0550.060.50
Perancis0.3990.4151.60
Inggris1.2121.231.80
India7.3717.3922.10
Jepang-0.053-0.0282.50
Malaysia3.7783.7790.10
Filipina6.0116.11710.60
Rusia8.28.233.00
Singapura2.0982.1353.70
Thailand2.4552.493.50
Amerika Serikat2.562.5620.20
Afrika Selatan8.498.44-5.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular