Sah! RI-Malaysia-Thailand Pangkas Ekspor Karet 240 Ribu Ton

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
06 March 2019 18:40
Pertemuan menyepakati pengurangan ekspor akan dilakukan dalam waktu 4 (empat) bulan, terhitung sejak 1 April 2019.
Foto: REUTERS/Andy Gao
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga negara produsen karet utama dunia, yakni Thailand, Indonesia, dan Malaysia sepakat melakukan pengurangan ekspor karet alam (natural rubber) sebesar 240.000 ton melalui skema Agreed Export Tonnage (AETS).

Pejabat senior dari ketiga negara yang tergabung dalam Dewan Karet Tripartit Internasional (International Tripartite Rubber Council/ITRC) memutuskan hal tersebut dalam Special Senior Officials Meeting (SOM) di Bangkok, Thailand pada 4-5 Maret kemarin.

Pertemuan menyepakati pengurangan ekspor akan dilakukan dalam waktu 4 (empat) bulan, terhitung sejak 1 April 2019.

Foto: Penggunaan Aspal Karet Ditingkatkan untuk Preservasi Jalan Nasional (Biro Pers PUPR)


Selain itu, para pejabat senior dari ketiga negara juga sepakat melanjutkan upaya peningkatan konsumsi karet alam di dalam negeri, salah satunya melalui proyek pencampuran karet untuk pengaspalan jalan.

"Thailand, Indonesia, dan Malaysia meyakini inisiatif bersama ini akan menjamin terciptanya harga karet alam yang remuneratif bagi seluruh petani karet dan stakeholders lainnya di industri karet alam," tulis pernyataan resmi ITRC, Rabu (6/3/2019).

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjelaskan, pengurangan ekspor baru akan diberlakukan pada 1 April 2019 atas permintaan Thailand yang akan melakukan pemilu pada 24 Maret mendatang.

"Thailand kan produsen terbesar, dia kira-kira akan memangkas ekspornya sebesar 120 ribu ton, lalu Indonesia hampir 100 ribu ton dan sisanya Malaysia dalam jumlah kecil," kata Darmin di kantornya.



Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan mengonfirmasi, Indonesia akan mengurangi ekspor sebesar 98 ribu ton.

"Intinya pengurangan ekspor sudah diputuskan 240 ribu ton, di mana Indonesia sudah sepakat kurangi 98 ribu ton dan Thailand 124 ribu ton, sisanya Malaysia," kata Oke di tempat yang sama.



Data Asosiasi Negara Produsen Karet Alam (Association of Natural Rubber Producing Countries/ ANRPC) mengestimasi produksi masing-masing negara anggota ITRC sepanjang tahun 2018 sebesar 4,819 juta ton (Thailand), 3,774 juta ton (Indonesia) dan 600 ribu ton (Malaysia).

Secara bersama-sama, ketiga negara menguasai sekitar 66% dari produksi karet alam secara global sepanjang 2018 yang tercatat mencapai 13,96 juta ton. Produksi global ini sendiri naik 4,6% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Simak video terkait upaya peningkatan harga karet di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Aspal-Karet, Solusi Darmin Kerek Harga Karet

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular