
Lepas Bank Permata, Direksi Stanchart Kompak Bungkam
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
04 March 2019 16:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah direksi Standard Chartered Bank Indonesia bungkam ketika ditanya mengenai rencana pelepasan 45% saham PT Bank Permata (BNLI) oleh Standard Chartered Bank Group.
"Kami tidak dalam posisi memberikan komentar lebih lanjut untuk itu," kata Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, dalam Konferensi Pers Kinerja Keuangan 2018 di Raffles Hotel, Jakarta, Senin (4/3/3019).
Seperti diberitakan Financial Times, Selasa (26/2/2019), Standard Chartered (Stanchart) berencana melepas kepemilikan di Bank Permata guna memberikan kesempatan bagi investor untuk membeli kembali saham tersebut. Rencananya Stanchart akan melepas 44,56%, semua kepemilikannya di BNLI.
Bank global yang berbasis di London, Inggris itu, juga berkomitmen akan merestrukturisasi operasi di empat pasar berkinerja rendah yakni Korea, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan India.
Senada dengan Rino, Chief Financial Officer Standard Chatered Bank Indonesia, Anwar Harsono, juga menolak menjawab pertanyaan awak media terkait rencana pelepasan saham BNLI.
"Kami tidak dalam posisi memberikan komentar lebih lanjut untuk itu," kata Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, dalam Konferensi Pers Kinerja Keuangan 2018 di Raffles Hotel, Jakarta, Senin (4/3/3019).
Seperti diberitakan Financial Times, Selasa (26/2/2019), Standard Chartered (Stanchart) berencana melepas kepemilikan di Bank Permata guna memberikan kesempatan bagi investor untuk membeli kembali saham tersebut. Rencananya Stanchart akan melepas 44,56%, semua kepemilikannya di BNLI.
![]() |
Bank global yang berbasis di London, Inggris itu, juga berkomitmen akan merestrukturisasi operasi di empat pasar berkinerja rendah yakni Korea, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan India.
"Untuk pertanyaan seputar hal itu mungkin saya belum pada posisi menjawab tadi disampaikan juga. Kita tunggu saja kabarnya dari Standard Chartered Group," imbuh Anwar.
Dari sisi kinerja bisnis, manajemen Standard Chartered optimistis dengan pasar perbankan di Indonesia. Tahun 2018, laba bersih perusahaan meroket 371% menjadi Rp 536 miliar dari 2017. Hal ini didukung oleh struktur ekonomi Indonesia, baik secara fiskal maupun moneter dan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.
Adapun tantangan perbankan tahun ini akan berasal dari sentimen eksternal pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi hanya tumbuh 3,6% tahun ini, turun dari tahun lalu 3,8%. Selain itu, tekanan lain akan berasal dari sentimen potensi perang dagang AS-China dan kondisi geopolitik di Eropa.
"Salah satu core bisnis kami adalah multinasional companies jadi kalau ada imbas-imbas yang lain dari situasi global jadi ini pasti ada impact. Walaupun posisi Indonesia sangat kuat." pungkas Rino.
Simak kinerja Stanchart Bank Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
Simak kinerja Stanchart Bank Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Bank Permata & SCBI Bungkam Soal Masuknya Investor Jepang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular