Updated

Ini Konglomerasi Calon Pembeli Bank Permata

tahir saleh, CNBC Indonesia
26 February 2019 14:45
Stanchart menyatakan secara resmi siap menjual 45% kepemilikan saham di PT Bank Permata Tbk.
Foto: CNBC Indonesia/ Gita Rossiana
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen Standard Chartered (Stanchart) menyatakan secara resmi siap menjual 45% kepemilikan saham di PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan berpotensi mengantongi nilai mencapai hampir US$1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun (asumsi Rp 14.000/dolar AS).

Lantas siapa saja raksasa keuangan yang siap menyerap 45% saham milik Stanchart di Bank Permata?


Dari beberapa informasi yang dirilis CNBC Indonesia sebelumnya, setidaknya ada beberapa calon investor:

Bank Mizuho
Foto: Mizuho.com

Mizuho Financial Group (MFG) dinilai menjadi kandidat potensial untuk mengakuisisi divestasi Bank Permata. Mizuho dianggap menjadi pembeli potensial karena salah satu raksasa keuangan asal Jepang itu memang tengah berupaya untuk membeli bank di Indonesia.

"Kami pikir Mizuho adalah kandidat yang potensial karena mereka tengah berupaya membeli bank di Indonesia, misalnya [ingin beli] Panin pada 2015, dan [Mizuho] merupakan satu-satunya bank Jepang lain yang sudah hadir di Indonesia," tulis riset RHB Sekuritas Indonesia.


Beredar kabar di pasar bahwa raksasa keuangan asal Jepang ini akan menawar saham BNLI seharga PBV (price to book value) 2x dengan estimasi harga Rp 1.600/saham. PBV Bank Permata hingga 26 Februari 2019 berada di level 1,33x.

PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.

Bank Mandiri
Foto: REUTERS/Darren Whiteside

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga dikabarkan menjajaki masuk di Bank Permata dengan menyerap saham divestasi Stanchart. Harga yang ditawarkan bank pelat merah ini juga kabarnya pada PBV 1,5x.

"Bank Mandiri memang sempat membantah. Tapi yang dibantah itu adalah valuasi harga jual, karena ada yang menyebutkan dengan PBV 1,9x. Itu yang dibantah, proses sepertinya masih jalan," kata sumber CNBC Indonesia yang tidak bersedia disebutkan namanya, Jumat (22/02/2019).

Sumitomo Corporation
Foto: Sumitomo Corporation Thailand

Selain Bank Mandiri, Sumitomo juga memasukkan penawaran harga saham PBV 1,5x. Bahkan ada kabar di pasar bahwa Sumitomo 
menawar saham BNLI 2,5x PBV. Sumitomo ini berbeda dengan Sumitomo pemegang saham BTPN, yang baru saja merampungkan merger antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMCBI).


Selain tiga korporasi itu, ada juga desas-desus dalam daftar antrean yakni Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan Japan Post Bank (JPB).

Lantas, siapa para calon pembeli yang berhasil mencaplok saham Stanchart di Bank Permata dan bersanding dengan PT Astra International Tbk (ASII) sebagai pengendali baru Bank Permata?

Atau jangan-jangan ada kuda hitam baru yang diam-diam merangsek masuk dalam negosiasi pembelian itu? Kita lihat saja nanti.

Simak ulasan merger dan akuisisi perbankan nasional.

[Gambas:Video CNBC]

Ralat: Sebelumnya CNBC menuliskan Sumitomo merupakan investor yang baru saja merampungkan merger antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMCBI). Data mengenai ini kami kutip dari riset RHB Sekuritas. Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini. 



(prm) Next Article Bank Permata & SCBI Bungkam Soal Masuknya Investor Jepang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular