Brexit Oke, Data Ekonomi Oke, Pound Libas Dolar AS

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 February 2019 16:11
Memasuki sesi perdagangan Eropa, mata uang Inggris yakni poundsterling masih dalam posisi yang perkasa melawan dolar AS.
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/ Benoit Tessier)
Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki sesi perdagangan Eropa, Rabu (20/2/2019), mata uang Inggris yakni poundsterling masih dalam posisi yang perkasa melawan dolar Amerika Serikat (AS). Pound masih berada di atas level psikologis 1,3/dolar AS.

Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi forex terkemuka dunia, pound kini diperdagangkan di level 1,3042/dolar AS, lebih kuat dibandingkan posisi penutupan kemarin (19/2/2019) di level 1,29907/dolar AS.

Brexit Oke, Data Ekonomi Oke, Pound Libas Dolar ASFoto: GBPUSD M30, Sumber: MetaTrader 4

Perkembangan dariĀ proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) yang positif membuat investor begitu gencar mengoleksi mata uang Negeri Ratu Elizabeth. Pada hari ini, Perdana Menteri Inggris Theresa May dijadwalkan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels untuk mencoba merivisi klausul backstop yang merupakan bagian dari kesepakatan Brexit yang sebelumnya ditolak mentah-mentah oleh parlemen Inggris.

Sebelumnya pada hari Senin (18/2/2019), Menteri Brexit Stephen Barclay telah bertemu dengan pejabat Uni Eropa di Brussels untuk membicarakan hal tersebut.

Klausul backstop memang merupakan biang keladi dari ditolaknya proposal Brexit secara mentah-mentah oleh anggota parlemen Inggris.


Backstop dibuat untuk mencegah adanya hard border antara Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris) dan Irlandia (yang merupakan anggota Uni Eropa) jika Inggris dan Uni Eropa tak bisa menyepakati kesepakatan dagang dalam masa transisi selama 21 bulan setelah Brexit resmi dimulai pada Maret 2019.

Backstop menjadi masalah lantaran ada ketidakjelasan mengenai implementasinya. Bisa saja itu diterapkan selamanya walau nanti Inggris-Uni Eropa berhasil menyepakati kesepakatan dagang.

Selain itu, backstop akan membuat Irlandia Utara memiliki hubungan yang berbeda dengan Uni Eropa dibandingkan dengan bagian dari Inggris lainnya. Hal ini dianggap bisa mengancam kesatuan Inggris.

Jika klausul backstop bisa direvisi, ada kemungkinan parlemen akan memberikan restu terhadap proposal Brexit yang diajukan May sehingga no-deal Brexit bisa dihindari.

Lebih lanjut, data ekonomi yang terbilang oke juga membantu dalam mengangkat kinerja pound. Kemarin, rata-rata pendapatan mingguan para pekerja di Inggris diumumkan tumbuh 3,4% YoY pada kuartal-IV 2018.


Walaupun sedikit di bawah konsensus yang sebesar 3,5% YoY, pertumbuhan tersebut merupakan yang tercepat dalam lebih dari 1 dekade, seperti dilansir dari Trading Economics.

Sementara itu, tingkat pengangguran periode Desember 2018 diumumkan di level 4%, sesuai dengan ekspektasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/prm) Next Article Bukan Virus Corona, Ini yang Buat Poundsterling Terus Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular