
Optimisme Damai Dagang Angkat Euro dari Level Terendahnya
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 February 2019 18:04

London, CNBC Indonesia - Euro menguat kembali di atas level US$1,13 dan mata uang berisiko seperti dolar Australia juga ikut terapresiasi pada Senin (18/2/2019) karena optimisme atas perundingan perang dagang Amerika Serikat (AS-China) membawa sentimen positif bagi investor di awal minggu.
Euro telah kesulitan menguat sejak November karena perlambatan ekonomi yang menyebar di zona euro telah mengalahkan ekspektasi akan adanya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) tahun ini.
Tetapi setelah mencapai level terendah tiga bulan pada hari Jumat, euro telah rebound kembali sedikit, dibantu oleh suasana positif di sekitar aset berisiko karena investor berharap AS-China akan mengakhiri perang dagang setelah kedua belah pihak melaporkan kemajuan dalam pembicaraan dagang sebelumnya.
"Secara umum mood masih cukup positif terkait prospek perdagangan," kata Adam Cole, analis mata uang di RBC Capital Markets, dilansir dari Reuters.
Euro diperdagangkan 0,1% lebih tinggi menjadi US$1,1303 sementara indeks dolar, yang mencatat pergerakan dolar terhadap beberapa mata uang utama lainnya, tergelincir 0,1% menjadi 96,848 saat perdagangan berlangsung sepi karena liburnya bursa AS hari Senin.
Analis Commerzbank mengatakan euro tetap rentan terhadap gesekan dari perang dagang AS-Eropa juga.
"Akan ada sangat sedikit dorongan bagi euro jika konflik ini meningkat. Gangguan ekonomi terkecil tidak diragukan lagi akan merusak euro mengingat kondisi ekonomi zona euro yang rapuh," tulis mereka, melansir Reuters.
Dolar Australia, yang dipandang sebagai barometer sentimen risiko, naik 0,1% menjadi US$0,7147.
Poundsterling menguat 0,1% menjadi US$1,2907 karena para pelaku pasar menunggu perkembangan terkait Brexit berikutnya.
(prm) Next Article China Tunda Kenaikan Tarif Otomotif AS, Euro Menguat
Euro telah kesulitan menguat sejak November karena perlambatan ekonomi yang menyebar di zona euro telah mengalahkan ekspektasi akan adanya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) tahun ini.
Tetapi setelah mencapai level terendah tiga bulan pada hari Jumat, euro telah rebound kembali sedikit, dibantu oleh suasana positif di sekitar aset berisiko karena investor berharap AS-China akan mengakhiri perang dagang setelah kedua belah pihak melaporkan kemajuan dalam pembicaraan dagang sebelumnya.
Euro diperdagangkan 0,1% lebih tinggi menjadi US$1,1303 sementara indeks dolar, yang mencatat pergerakan dolar terhadap beberapa mata uang utama lainnya, tergelincir 0,1% menjadi 96,848 saat perdagangan berlangsung sepi karena liburnya bursa AS hari Senin.
Analis Commerzbank mengatakan euro tetap rentan terhadap gesekan dari perang dagang AS-Eropa juga.
"Akan ada sangat sedikit dorongan bagi euro jika konflik ini meningkat. Gangguan ekonomi terkecil tidak diragukan lagi akan merusak euro mengingat kondisi ekonomi zona euro yang rapuh," tulis mereka, melansir Reuters.
Dolar Australia, yang dipandang sebagai barometer sentimen risiko, naik 0,1% menjadi US$0,7147.
Poundsterling menguat 0,1% menjadi US$1,2907 karena para pelaku pasar menunggu perkembangan terkait Brexit berikutnya.
(prm) Next Article China Tunda Kenaikan Tarif Otomotif AS, Euro Menguat
Most Popular