
Anjlok 2,03% Pekan Ini, IHSG Jadi yang Terburuk di Asia
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 February 2019 15:27

Dari dalam negeri, rilis data ekonomi membuat bursa saham menjadi bulan-bulanan investor. Sepanjang kuartal-IV 2018, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.
Alhasil, rupiah membukukan pelemahan yang signifikan. Sepanjang pekan ini, rupiah melemah hingga 1,29% di pasar spot. Pelemahan rupiah pada akhirnya membuat investor berlarian dari pasar saham Indonesia.
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Kemudian pada hari Jumat, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa eskpor turun sebesar 4,7% YoY sepanjang Januari 2019, lebih dalam dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni penurunan sebesar 0,61% YoY. Sementara itu, impor terkoreksi 1,83% YoY, juga lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 0,785% YoY.
Alhasil, defisit neraca dagang bulan Januari adalah senilai US$ 1,16 miliar, lebih dalam dari konsensus yang senilai US$ 925,5 juta. Defisit pada bulan Januari membengkak jika dibandingkan dengan defisit bulan Desember yang senilai US$ 1,03 miliar dan jika dibandingkan defisit Januari 2018 yang senilai US$ 756,02 juta.
Defisit neraca dagang periode Januari 2019 yang senilai US$ 1,16 miliar merupakan defisit bulan Januari yang terparah dalam setidaknya 12 tahun terakhir. Sebagai catatan, biasanya bulan Januari justru menghasilkan surplus. Dalam 12 tahun terakhir, hanya 4 kali neraca dagang membukukan defisit pada bulan Januari, sementara surplus tercatat sebanyak 8 kali. Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, ada kemungkinan bahwa CAD periode kuartal-I 2019 akan kembali bengkak.
Seiring dengan pelemahan rupiah dan sentimen eksternal yang tak mendukung, investor asing berlarian keluar dari pasar saham tanah air. Selama 5 hari perdagangan minggu ini, tak sekalipun investor asing membukukan beli bersih.
Melansir publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 3,3 triliun pada pekan ini.
Melansir RTI, 5 besar saham yang paling banyak dilepas investor asing dalam seminggu terakhir adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 695,5 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 690,4 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 432,3 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 197,2 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 175,3 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan video tentang neraca dagang RI yang kembali jebok di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(ank/roy)
Alhasil, rupiah membukukan pelemahan yang signifikan. Sepanjang pekan ini, rupiah melemah hingga 1,29% di pasar spot. Pelemahan rupiah pada akhirnya membuat investor berlarian dari pasar saham Indonesia.
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Alhasil, defisit neraca dagang bulan Januari adalah senilai US$ 1,16 miliar, lebih dalam dari konsensus yang senilai US$ 925,5 juta. Defisit pada bulan Januari membengkak jika dibandingkan dengan defisit bulan Desember yang senilai US$ 1,03 miliar dan jika dibandingkan defisit Januari 2018 yang senilai US$ 756,02 juta.
Defisit neraca dagang periode Januari 2019 yang senilai US$ 1,16 miliar merupakan defisit bulan Januari yang terparah dalam setidaknya 12 tahun terakhir. Sebagai catatan, biasanya bulan Januari justru menghasilkan surplus. Dalam 12 tahun terakhir, hanya 4 kali neraca dagang membukukan defisit pada bulan Januari, sementara surplus tercatat sebanyak 8 kali. Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, ada kemungkinan bahwa CAD periode kuartal-I 2019 akan kembali bengkak.
Seiring dengan pelemahan rupiah dan sentimen eksternal yang tak mendukung, investor asing berlarian keluar dari pasar saham tanah air. Selama 5 hari perdagangan minggu ini, tak sekalipun investor asing membukukan beli bersih.
Melansir publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 3,3 triliun pada pekan ini.
Melansir RTI, 5 besar saham yang paling banyak dilepas investor asing dalam seminggu terakhir adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 695,5 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 690,4 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 432,3 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 197,2 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 175,3 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan video tentang neraca dagang RI yang kembali jebok di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(ank/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular