Jelang Rapat Lanjutan soal Brexit, Pound Masih Stabil
Prima Wirayani & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
21 January 2019 15:50
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Inggris, poundsterling, bergerak stabil di kisaran 1,28506 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga pukul 15.41 WIB hari Senin (21/1/2019), mengutip kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi forex terkemuka dunia.
Pound menguat tipis bila dibandingkan pergerakan hari Jumat pekan lalu yang melemah tipis. Namun, mata uang ini belum mencapai posisi tertingginya awal pekan lalu di kisaran 1,29 per dolar AS.
Polemik Brexit masih menjadi perhatian para pelaku pasar. Perdana Menteri Inggris Theresa May akan kembali ke parlemen hari Senin waktu setempat atau sore waktu Indonesia untuk mencoba memecahkan kebuntuan Brexit setelah kesepakatannya ditolak oleh anggota parlemen pekan lalu.
May mengatakan kepada para menteri pada hari Minggu bahwa dia sedang mencari cara untuk membuat agar backstop Irlandia Utara lebih dapat diterima oleh Partai Konservatif dan sekutu Irlandia Utara.
Demi mencegah terjadinya perbatasan ketat atau hard border jika Inggris dan UE tidak dapat menyepakati kesepakatan dagang dalam masa transisi 21 bulan yang dapat diperpanjang setelah Brexit di 29 Maret 2019 terjadi, situasi "backstop" dapat diterapkan.
Situasi ini akan membuat Irlandia Utara secara umum tetap selaras dengan aturan UE sehingga memungkinkan pergerakan barang dan manusia secara bebas yang saat ini terjadi terus berlanjut, dilansir dari CNBC International.
Beberapa pihak penentang May cemas kondisi itu akan membuat Irlandia Utara menjadi tidak sejalan dengan Inggris.
(prm) Next Article Menteri Brexit Inggris Mundur, Poundsterling Rontok 1%
Pound menguat tipis bila dibandingkan pergerakan hari Jumat pekan lalu yang melemah tipis. Namun, mata uang ini belum mencapai posisi tertingginya awal pekan lalu di kisaran 1,29 per dolar AS.
Polemik Brexit masih menjadi perhatian para pelaku pasar. Perdana Menteri Inggris Theresa May akan kembali ke parlemen hari Senin waktu setempat atau sore waktu Indonesia untuk mencoba memecahkan kebuntuan Brexit setelah kesepakatannya ditolak oleh anggota parlemen pekan lalu.
Demi mencegah terjadinya perbatasan ketat atau hard border jika Inggris dan UE tidak dapat menyepakati kesepakatan dagang dalam masa transisi 21 bulan yang dapat diperpanjang setelah Brexit di 29 Maret 2019 terjadi, situasi "backstop" dapat diterapkan.
Situasi ini akan membuat Irlandia Utara secara umum tetap selaras dengan aturan UE sehingga memungkinkan pergerakan barang dan manusia secara bebas yang saat ini terjadi terus berlanjut, dilansir dari CNBC International.
Beberapa pihak penentang May cemas kondisi itu akan membuat Irlandia Utara menjadi tidak sejalan dengan Inggris.
(prm) Next Article Menteri Brexit Inggris Mundur, Poundsterling Rontok 1%
Most Popular