
Wakil PM China Kunjungi AS, Pound Makin Keok Lawan Dolar AS
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 January 2019 15:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki sesi perdagangan Eropa, poundsterling makin keok melawan dolar AS. Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi forex terkemuka dunia, mata uang Inggris itu kini diperdagangkan di level 1,28446/dolar Amerika Serikat (AS).
Sepanjang hari, pound memang relatif tertekan melawan greenback, seiring dengan ketidakpastian terkait dengan proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) yang masih besar.
Kemarin, Rabu (16/1/2019) waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil lolos dari ancaman digulingkan dari pemerintahan setelah memenangkan pemungutan suara atas mosi tidak percaya di parlemen dengan skor 325 berbanding 306. Kemenangan tipis, tetapi cukup untuk mengamankan posisinya.
Namun, masalah di Inggris belum selesai karena waktu semakin dekat menuju 29 Maret 2019, tanggal resmi Inggris keluar dari Uni Eropa. Inggris bisa saja keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa-apa (No Deal Brexit) karena proposal yang diusung pemerintah tidak disetujui parlemen.
Jika tak ingin No Deal Brexit terjadi, May harus bekerja keras untuk mengamankan dukungan dari parlemen atas kesepakatan Brexit yang diajukannya. Pasalnya, Uni Eropa sudah mengatakan bahwa tidak ada opsi renegosiasi setelah mendengar bahwa May kalah telak dalam pemungutan suara atas proposal Brexit.
Pound semakin dipukul mundur oleh dolar AS lantaran ada perkembangan positif terkait dengan negosiasi dagang AS-China. Sekitar sejam yang lalu, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara akan berkunjung ke Washington pada 30 dan 31 Januari.
Liu He akan bertemu dengan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, tokoh penting lainnya dalam negosiasi dagang AS-China.
Sejauh ini, perekonomian AS terlihat telah tertekan oleh perang dagang dengan China. Lantas, kunjungan Liu He ke Washington menimbulkan harapan bahwa damai dagang secara permanen bisa dicapai.
Jika ini yang terjadi, perekonomian AS tentu bisa dipacu untuk melaju lebih kencang. Wajar jika dolar AS menjadi lebih menarik ketimbang pound yang sedang diselimuti awan gelap bernama Brexit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/prm) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang
![]() |
Sepanjang hari, pound memang relatif tertekan melawan greenback, seiring dengan ketidakpastian terkait dengan proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) yang masih besar.
Kemarin, Rabu (16/1/2019) waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil lolos dari ancaman digulingkan dari pemerintahan setelah memenangkan pemungutan suara atas mosi tidak percaya di parlemen dengan skor 325 berbanding 306. Kemenangan tipis, tetapi cukup untuk mengamankan posisinya.
Jika tak ingin No Deal Brexit terjadi, May harus bekerja keras untuk mengamankan dukungan dari parlemen atas kesepakatan Brexit yang diajukannya. Pasalnya, Uni Eropa sudah mengatakan bahwa tidak ada opsi renegosiasi setelah mendengar bahwa May kalah telak dalam pemungutan suara atas proposal Brexit.
Pound semakin dipukul mundur oleh dolar AS lantaran ada perkembangan positif terkait dengan negosiasi dagang AS-China. Sekitar sejam yang lalu, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara akan berkunjung ke Washington pada 30 dan 31 Januari.
Liu He akan bertemu dengan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, tokoh penting lainnya dalam negosiasi dagang AS-China.
Sejauh ini, perekonomian AS terlihat telah tertekan oleh perang dagang dengan China. Lantas, kunjungan Liu He ke Washington menimbulkan harapan bahwa damai dagang secara permanen bisa dicapai.
Jika ini yang terjadi, perekonomian AS tentu bisa dipacu untuk melaju lebih kencang. Wajar jika dolar AS menjadi lebih menarik ketimbang pound yang sedang diselimuti awan gelap bernama Brexit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/prm) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular