Analisis Teknikal

Drama Brexit Bisa Seret Euro & Pound ke Pasar Bearish

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 January 2019 14:38
Proyeksi pound dan euro jelang Brexit.
Foto: REUTERS/Jason Lee
Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris direncanakan akan resmi berpisah dari Uni Eropa pada tanggal 29 Maret 2019. Hal ini menjadi risiko tersendiri bagi Uni Eropa (UE) yang sekarang beranggotakan 28 negara.

Pelaku pasar terus mencermati dinamika Brexit di Inggris. Jika, No Deal Brexit atau Brexit tanpa kesepakatan benar-benar terjadi, ini bisa menjadi bencana bagi Negeri Ratu Elizabeth.

Inggris akan kesulitan berdagang dengan Uni Eropa karena harus mematuhi aturan dasar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yaitu menggunakan skema bea masuk. Ini tentu akan memberatkan sehingga bisa mengurangi volume perdagangan Inggris dengan para tetangganya di Eropa Daratan.

Padahal Uni Eropa adalah mitra dagang utama Inggris. Jika Inggris kesulitan berdagang dengan mitra utamanya, maka kinerja ekspor mereka akan turun drastis dan membebani pertumbuhan ekonomi.

Ketidakpastian di Inggris sedikit banyak akan mempengaruhi psikologi pasar. Dikhawatirkan runyamnya Brexit akan memengaruhi kinerja ekonomi Negeri Ratu Elizabeth, yang juga merupakan perekonomian nomor lima terbesar dunia. Jika Inggris sampai terjebak dalam krisis gara-gara Brexit, dampaknya pasti bakal meluas.

Momen keluarnya Inggris dari UE tentunya berpengaruh terhadap pergerakan mata uang kedua belah pihak. Berikut ulasan dan analisis mengenai hal tersebut.

Euro vs Dolar AS

Sumber: Refinitiv
Secara teknikal, mata uang Euro bergerak melemah terhadap dolar AS, terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).

Pelemahannya berpotensi berlanjut karena belum memasuki wilayah jenuh jualnya, menurut indikator teknikal stochastic slow.

Hingga berita ini di muat, nilai tukar euro hari ini, Kamis (17/1/2019), melemah 0,16% pada level 1.1380 per dolar AS.
Poundsterling vs Dolar AS

Sumber: Refinitiv
Secara teknikal, pound masih dalam kecenderungan menguat terhadap dolar AS, terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).

Namun demikian ada potensi koreksi pada mata uang GBP, mengingat level saat ini sudah dianggap jenuh belinya (overbought), menurut indikator teknikal stochastic slow.

Hingga berita ini di muat, GBP melemah 0,16% pada level 1.1286 per dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/prm) Next Article Jelang Voting Mosi Tidak Percaya PM Inggris, Dolar AS Terbang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular