Internasional

Kabar Buruk dari Samsung: Proyeksi Laba Turun Tajam

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 January 2019 12:23
Samsung memproyeksikan laba untuk tiga bulan yang berakhir pada Desember adalah sekitar 10,8 triliun won Korea (Rp 135,5 triliun), turun 28,71% dari tahun lalu.
Ilustrasi Samsung (Foto: REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Samsung Electronics pada hari Selasa (8/1/2019) mengatakan laba kuartal keempatnya kemungkinan menurun tajam karena melemahnya permintaan dalam bisnis chip memori perusahaan dan juga meningkatnya persaingan di segmen smartphone.

Raksasa teknologi Korea Selatan itu memproyeksikan laba operasi untuk tiga bulan yang berakhir pada Desember adalah sekitar 10,8 triliun won Korea (Rp 135,5 triliun) atau turun 28,71% dari tahun lalu. Angka tersebut 18,18% lebih rendah dari ekspektasi pasar, di mana analis memproyeksikan laba sebesar 13,2 triliun won.


Penjualan konsolidasian untuk kuartal keempat diprediksi sekitar 59 triliun won, lebih rendah dari 62,8 triliun won yang diperkirakan analis dalam jajak pendapat Reuters, dan turun 10,57% dari tahun lalu, melansir CNBC International.

Samsung mengatakan permintaan chip memori dari pelanggan pusat data yang lebih lemah dari perkiraan menyebabkan penurunan pengiriman dan penurunan tajam harga chip memori.

Untuk bisnis smartphone di "pasar yang stagnan dan sangat kompetitif," biaya pemasaran dan volume penjualan yang flat menyebabkan penurunan profitabilitas, kata Samsung. Selama kuartal ketiga 2018, Samsung mencatatkan lebih dari 13% penurunan secara year-on-year (YoY) dalam pengiriman smartphone global, menurut International Data Corporation.

Kabar Buruk dari Samsung: Proyeksi Laba Turun TajamIlustrasi smartphone Samsung (Foto: Reuters)

Saham Samsung bergejolak karena berita itu dan diperdagangkan antara wilayah positif dan negatif di pagi hari Selasa.

Para analis telah mengatakan smartphone dari berbagai perusahaan telah menjadi sangat mirip dalam fitur dan fungsionalitasnya, sehingga pelanggan tidak lagi melihat perbedaan yang nyata, perangkat tersebut tidak seinovatif dulu. Prediksinya adalah bahwa generasi baru internet seluler berkecepatan tinggi dapat menggoncang industri.

Untuk bagiannya, Samsung mengatakan akan fokus pada inovasi teknologi yang mencakup ponsel pintar dan perangkat yang dapat dilipat yang dapat mendukung generasi baru koneksi internet berkecepatan tinggi.

Samsung akan memaparkan pendapatannya secara terperinci di akhir bulan ini. Tetapi, perusahaan menambahkan bahwa kondisi bisnis yang sulit untuk bisnis memori kemungkinan akan membuat pendapatannya tetap lemah untuk kuartal pertama 2019. Samsung mengharapkan bisnis memori akan meningkat pada paruh kedua tahun ini.


Panduan yang lemah dari Samsung itu muncul setelah Apple menurunkan proyeksi pendapatan dan margin kotornya pekan lalu. Pembuat iPhone itu menyebut melemahnya ekonomi China dan pendapatan iPhone yang lebih rendah dari perkiraan di negara itu sebagai beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tersebut.

Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi China telah membuat investor gelisah. Ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi Samsung karena menjual chip memori yang digunakan di smartphone dan pusat data ke perusahaan China.

Pada saat yang sama, Samsung juga memiliki pabrik produksi chip memori di ekonomi terbesar kedua di dunia itu, yang kemungkinan akan dirugikan oleh ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung antara Beijing dan Washington.

Kabar Buruk dari Samsung: Proyeksi Laba Turun TajamFoto: REUTERS/Adnan Abidi

Pada bulan Desember, sebuah laporan dari Asosiasi Perdagangan Internasional Korea mengatakan perang dagang dapat menimbulkan risiko lebih tinggi bagi Samsung dan saingan pembuat chipnya, SK Hynix.

Pada saat yang sama, perlambatan permintaan konsumen China berpotensi memengaruhi bisnis elektronik konsumen Samsung, termasuk smartphone. Seorang analis mengatakan bahwa China menyumbang antara 20%-30% dari permintaan teknologi konsumen global.


(prm) Next Article Persaingan Ketat, Samsung Kehilangan Rp 569 T Sepanjang 2018

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular