
Situasi Kondusif, IHSG ke Titik Tertinggi Sejak April 2018
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 January 2019 12:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan sebuah catatan manis. Dibuka menguat 0,69%, IHSG memperlebar penguatannya menjadi 0,79% per akhir sesi 1 ke level 6.323,89. IHSG lantas berada di titik tertingginya sejak April 2018 silam.
Performa IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau: indeks Nikkei naik 2,78%, indeks Shanghai naik 0,44%, indeks Hang Seng naik 0,67%, indeks Strait Times naik 1,28%, dan indeks Kospi naik 1,16%.
Optimisme terkait damai dagang AS-China membuat investor begitu gencar memburu insturmen berisiko seperti saham. Pada hari ini dan besok (8/1/2019), perundingan tingkat wakil menteri terkait dengan isu-isu perdagangan akan digelar di Beijing.
Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa negosiasi ini akan membawa kedua negara satu langkah lebih dekat kepada damai dagang secara permanen. Maklum, perang dagang yang selama ini berkecamuk antar keduanya terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing, walaupun China nampak menderita kerugian yang lebih besar.
Hal ini terlihat oleh rilis data ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Manufacturing PMI periode Desember 2018 versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.
Performa IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau: indeks Nikkei naik 2,78%, indeks Shanghai naik 0,44%, indeks Hang Seng naik 0,67%, indeks Strait Times naik 1,28%, dan indeks Kospi naik 1,16%.
Hal ini terlihat oleh rilis data ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Manufacturing PMI periode Desember 2018 versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.
Pages
Most Popular