
Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 February 2019 09:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka naik tipis 0,02%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung putar balik ke zona merah. Pada pukul 9:35 WIB, IHSG melemah 0,5% ke level 6.493,07.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,4%, indeks Shanghai turun 0,08%, indeks Straits Times turun 0,58%, dan indeks Kospi turun 0,08%.
Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat bursa saham regional diterpa tekanan jual. Sebelumnya, optimisme pelaku pasar atas prospek damai dagang AS-China sempat membuncah pasca Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memperpanjang periode gencatan senjata dengan China.
Namun, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara mengingatkan investor bahwa damai dagang AS-China sejatinya masih jauh.
Berbicara di hadapan House Ways and Means Committee, Lighthizer menyatakan bahwa sebuah negosiasi tidak akan begitu saja mengubah hubungan dagang AS-China.
"Kenyataannya adalah ini menjadi tantangan yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Saya tidak cukup bodoh untuk percaya satu negosiasi bisa mengubahnya," kata Lighthizer, mengutip Reuters.
Apabila AS-China sampai batal mencapai kesepakatan damai dagang, lanjut Lighthizer, maka dirinya tidak akan segan untuk kembali menaikkan bea masuk. Sebab bea masuk adalah satu-satunya alat untuk menekan China agar melakukan reformasi struktural.
Sebagai informasi, reformasi struktural yang dimaksud oleh Lighthizer adalah mengneai pemaksaan transfer teknologi terhadap perusahaan asal AS yang menjalankan bisnisnya di China. Ada juga permasalahan manipulasi kurs untuk mendongrak kinerja ekspor.
Sejauh ini, perekonomian kedua negara terlihat sudah tersakiti oleh perang dagang yang berkecamuk. Di AS, kemarin (27/2/2019) pemesanan produk-produk manufaktur periode Desember 2018 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1% MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan hingga 1,5% MoM, seperti dilansir dari Trading Economics.
Jika perang dagang justru tereskalasi nantinya, dipastikan tekanan terhadap perekonomian AS dan China akan menjadi semakin besar.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,4%, indeks Shanghai turun 0,08%, indeks Straits Times turun 0,58%, dan indeks Kospi turun 0,08%.
Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat bursa saham regional diterpa tekanan jual. Sebelumnya, optimisme pelaku pasar atas prospek damai dagang AS-China sempat membuncah pasca Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memperpanjang periode gencatan senjata dengan China.
Berbicara di hadapan House Ways and Means Committee, Lighthizer menyatakan bahwa sebuah negosiasi tidak akan begitu saja mengubah hubungan dagang AS-China.
"Kenyataannya adalah ini menjadi tantangan yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Saya tidak cukup bodoh untuk percaya satu negosiasi bisa mengubahnya," kata Lighthizer, mengutip Reuters.
Apabila AS-China sampai batal mencapai kesepakatan damai dagang, lanjut Lighthizer, maka dirinya tidak akan segan untuk kembali menaikkan bea masuk. Sebab bea masuk adalah satu-satunya alat untuk menekan China agar melakukan reformasi struktural.
Sebagai informasi, reformasi struktural yang dimaksud oleh Lighthizer adalah mengneai pemaksaan transfer teknologi terhadap perusahaan asal AS yang menjalankan bisnisnya di China. Ada juga permasalahan manipulasi kurs untuk mendongrak kinerja ekspor.
Sejauh ini, perekonomian kedua negara terlihat sudah tersakiti oleh perang dagang yang berkecamuk. Di AS, kemarin (27/2/2019) pemesanan produk-produk manufaktur periode Desember 2018 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1% MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan hingga 1,5% MoM, seperti dilansir dari Trading Economics.
Jika perang dagang justru tereskalasi nantinya, dipastikan tekanan terhadap perekonomian AS dan China akan menjadi semakin besar.
Next Page
Pertemuan Trump-Kim Jadi Harapan
Pages
Most Popular