
Internasional
Ternyata Dulu Bos Apple Puja-puji Pasar China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 January 2019 13:59

Apple mencatatkan pertumbuhan pendapatan 16% di Greater China pada kuartal keempat tahun fiskalnya secara tahunan atau YoY (setara dengan US$11,4 miliar) dan kenaikan 19% secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ). Namun, angka itu diperoleh setelah raksasa teknologi itu mencatatkan pendapatan kuartal ketiga yang cukup suram.
Cook mengatakan "bisnis di China sangat kuat pada kuartal terakhir. Kami tumbuh 16%, yang sangat kami sukai. (Penjualan) iPhone khususnya sangat kuat. Pertumbuhan sangat kuat di sana, mencapai dua digit. Kategori produk kami yang lain juga lebih kuat, sebenarnya sedikit lebih kuat daripada [pertumbuhan] perusahaan, bahkan angka perusahaan secara keseluruhan," katanya pada bulan November.
Ketika pendapatan perusahaan diumumkan pada 1 November, perang dagang dengan China telah mencapai puncaknya dan melahirkan serangkaian penerapan tarif impor, juga tarif tambahan pada barang-barang impor kedua negara.
Pada hari yang sama dengan pengumuman pendapatan, Presiden Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping melakukan panggilan telepon, di mana kembali ditekankan tentang pentingnya perdagangan yang timbal balik dan saling menguntungkan.
Saat ditanya dalam laporan pendapatan perusahaan 1 November apakah Apple punya rencana untuk mendiversifikasi rantai pasokan akibat adanya perang dagang dan permasalahan geopolitik, Cook mengatakan perusahaan tidak terlalu bergantung pada China.
"Jika Anda melihat produk yang kami produksi, mereka diproduksi di mana-mana. Kami memiliki konten yang signifikan dari pasar AS, dari Jepang hingga Korea hingga banyak negara. Serta konten hebat dari China. Ada banyak yang terlibat dalam produk tersebut, sebagian besar R&D berada di AS," katanya sesuai dengan transkrip pembicaraan melalui telepon. Cook juga menambahkan ia masih optimistis bahwa solusi untuk perang dagang dapat ditemukan.
"Saya masih dalam pola pikir bahwa saya merasa sangat optimistis dan positif bahwa diskusi akan membuahkan hasil. Hubungan dagang ini besar dan kompleks dan memang perlu tingkat fokus dan pembaruan serta modernisasi, jadi saya optimistis kedua negara dapat menyelesaikan masalah ini untuk kepentingan semua orang," kata Cook.
Namun, pada akhir November, Trump mengatakan kepada surat kabar Wall Street Journal tidak akan menunda kenaikan tarif impor (dari 10% menjadi 25%) pada barang-barang China senilai US$ 200 miliar pada 1 Januari. Trump juga mengatakan dia bisa saja mengenakan tarif 10% untuk iPhone dan laptop Apple yang diimpor dari China.
BERLANJUT KE HALAMAN TIGA
(prm)
Cook mengatakan "bisnis di China sangat kuat pada kuartal terakhir. Kami tumbuh 16%, yang sangat kami sukai. (Penjualan) iPhone khususnya sangat kuat. Pertumbuhan sangat kuat di sana, mencapai dua digit. Kategori produk kami yang lain juga lebih kuat, sebenarnya sedikit lebih kuat daripada [pertumbuhan] perusahaan, bahkan angka perusahaan secara keseluruhan," katanya pada bulan November.
Ketika pendapatan perusahaan diumumkan pada 1 November, perang dagang dengan China telah mencapai puncaknya dan melahirkan serangkaian penerapan tarif impor, juga tarif tambahan pada barang-barang impor kedua negara.
Saat ditanya dalam laporan pendapatan perusahaan 1 November apakah Apple punya rencana untuk mendiversifikasi rantai pasokan akibat adanya perang dagang dan permasalahan geopolitik, Cook mengatakan perusahaan tidak terlalu bergantung pada China.
"Jika Anda melihat produk yang kami produksi, mereka diproduksi di mana-mana. Kami memiliki konten yang signifikan dari pasar AS, dari Jepang hingga Korea hingga banyak negara. Serta konten hebat dari China. Ada banyak yang terlibat dalam produk tersebut, sebagian besar R&D berada di AS," katanya sesuai dengan transkrip pembicaraan melalui telepon. Cook juga menambahkan ia masih optimistis bahwa solusi untuk perang dagang dapat ditemukan.
"Saya masih dalam pola pikir bahwa saya merasa sangat optimistis dan positif bahwa diskusi akan membuahkan hasil. Hubungan dagang ini besar dan kompleks dan memang perlu tingkat fokus dan pembaruan serta modernisasi, jadi saya optimistis kedua negara dapat menyelesaikan masalah ini untuk kepentingan semua orang," kata Cook.
Namun, pada akhir November, Trump mengatakan kepada surat kabar Wall Street Journal tidak akan menunda kenaikan tarif impor (dari 10% menjadi 25%) pada barang-barang China senilai US$ 200 miliar pada 1 Januari. Trump juga mengatakan dia bisa saja mengenakan tarif 10% untuk iPhone dan laptop Apple yang diimpor dari China.
BERLANJUT KE HALAMAN TIGA
(prm)
Next Page
Q3 2018 (31 Juli)
Pages
Most Popular