Internasional

Bukti Perang Dagang Jadi Senjata Makan Tuan bagi AS: Apple

Roy Franedya, CNBC Indonesia
04 January 2019 11:27
Bunga acuan The Fed
Foto: Reurters
Kenaikan suku bunga Federal Reserve AS telah menyebabkan investor keluar masuk dari berbagai pasar saham, membuat bursa saham negara berkembang terkoreksi dalam. Ini juga membuat volatilitas parah di pasar saham AS dan aksi jual (sell-off) selama berbulan-bulan, yang menurut para analis mengisyaratkan kekhawatiran akan terjadinya resesi.

Saham Apple Inc amblas 9,96% pada perdagangan bursa Kamis, dan menjadi terendah sejak pertengahan 2017 setelah perusahaan memangkas perkiraan penjualannya.

Pengumuman Apple memicu kembalinya ingatan tentang koreksi bursa saham AS yang dipimpin emiten sektor teknologi pada tahun 2000 sebelum resesi terjadi. "Ini sangat mirip," kata David Rosenberg, seorang ekonom di Gluskin Sheff + Associates Inc dan menambahkan memburuknya industri manufaktur China akan semakin membebani ekonomi global.

Pada Kamis (3/1/2019), seorang pejabat Fed mengatakan kenaikan suku bunga yang direncanakan lebih lanjut harus dihentikan sampai bermacam-macam masalah global diselesaikan.

"Saya akan menjadi penganjur tidak mengambil tindakan [menaikkan bunga acuan] ... dalam kuartal pertama tahun ini," kata Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan kepada televisi Bloomberg.

Ekonomi AS belum terdampak?

Gencatan senjata antara AS dan China hingga 1 Maret 2019 ternyata tak menenangkan pelaku pasar. Masalah di Eropa juga tak kalah mengkhawatirkan. Masalah perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang belum kunjung disepakati padahal tenggat waktunya sudah semakin dekat 29 Maret 2019.

Tetapi dampak China sangat besar. Pertumbuhan ekonomi China sangat mempengaruhi harga beberapa komoditas seperti minyak, logam hingga microchip. Perang dagang yang terjadi telah membuat berkurangannya kepercayaan pelaku bisnis dan tertekannya investasi di China.

Perang bea masuk impor memang belum melukai pertumbuhan ekonomi AS. Penasihat Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan penurunan tajam pertumbuhan ekonomi China akan memangkas keuntungan perusahaan AS tetapi penjualan Apple dan perusahaan lain harus tumbuh setelah kesepakatan dagang tercapai.

Sektor manufaktur AS telah mulai melambat, dan survei Institute of Supply Management terhadap manajer pembelian perusahaan pada hari Senin menunjukkan penurunan bulanan terbesar sejak puncak resesi pada Desember 2008. Survei triwulanan The Fed Dallas pada perusahaan-perusahaan energi menunjukkan adanya perlambatan yang ditandai pada akhir 2018.

"Seluruh dunia sedang melambat, terutama Eropa dan China, tetapi AS memiliki momentum yang cukup," kata Mohamed El-Erian, chief assets management Allianz. "Masalahnya adalah para pembuat kebijakan tidak cukup sensitif untuk mengendalikan keadaan (dan) volatilitas pasar saham dapat memberi umpan balik akan ada pelemahan ekonomi."


(roy/prm)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular