Bangga, Rupiah Pagi Ini Terbaik di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 January 2019 08:32
Bangga, Rupiah Pagi Ini Terbaik di Asia!
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot kembali menguat pagi ini. Rupiah bergerak searah dengan mata uang Asia lainnya yang berhasil mem-bully dolar AS. 

Pada Jumat (4/1/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.375 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 


Seiring perjalanan pasar, rupiah bertambah kuat. Pada pukul 08:04 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.335 di mana rupiah menguat 0,49%. 

Rupiah melanjutkan hasil positif yang diraih kemarin, yaitu berhasil mengakhiri hari dengan penguatan 0,24%. Dengan penguatan pagi ini, dolar AS didorong ke bawah level Rp 14.400. 


Dolar AS memang sedang tertekan di Asia. Hampir seluruh mata uang utama Benua Kuning mampu menguat di hadapan greenback, hanya menyisakan yuan China, won Korea Selatan, dan peso Filipina di zona merah. 

Namun Indonesia patut bangga karena rupiah mampu merangsek menduduki puncak klasemen mata uang Asia. Ya, dalam hal penguatan terhadap dolar AS, rupiah adalah yang terbaik. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:07 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Tidak hanya di Asia, dolar AS juga tengah melemah secara global. Pada pukul 08:10 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,11%. 

Tahun ini memang sepertinya berkebalikan dengan 2018 saat dolar AS menjadi raja mata uang dunia. Pada 2019, sepertinya dolar AS harus lengser keprabon, madeg pandito. Turun dari takhta. 

Bukan tanpa alasan, faktor yang menopang penguatan dolar AS memang minim. Data ekonomi teranyar dari Negeri Paman Sam menunjukkan hasil yang kurang ciamik. 

Indeks aktivitas industri manufaktur Negeri Paman Sam versi ISM pada Desember 2018 ada di 54,1. Jauh melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 59,3. Penurunan 5,2 poin tersebut juga menjadi koreksi paling dalam sejak Oktober 2008. 

Apabila data ekonomi AS terus melempem, maka bisa jadi The Federal Reserve/The Fed akan berpikir ulang untuk menaikkan suku bunga acuan. Pelaku pasar masih memperkirakan Jerome 'Jay' Powell dan kolega menaikkan Federal Funds Rate dua kali tahun ini.

Namun bila ekonomi AS terus memperlihatkan sinyal perlambatan, maka terbuka kemungkinan The Fed mengurangi dosis kenaikan suku bunga atau bahkan tidak dinaikkan sama sekali. 


Sentimen ini tentu negatif bagi dolar AS. Tanpa dukungan dari kenaikan suku bunga acuan, greenback tidak lagi seseksi tahun lalu. Akibatnya mata uang ini kekurangan permintaan sehingga nilainya melemah. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Selain itu, investor juga tengah memasang mode risk aversion. Risiko di perekonomian global sedang tinggi, dan ini membuat pelaku pasar memilih bermain aman. 

Tidak cuma di AS, data-data ekonomi di Asia dan Eropa juga kurang impresif. Kemarin, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur di India versi IHS Markit pada Desember tercatat 53,2. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 54. 

Sedangkan penjualan ritel di Hong Kong pada November 2018 hanya tumbuh 1,4% year-on-year (YoY). Jauh melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 5,9%. Pertumbuhan November juga menjadi yang terlemah sejak Juni 2017. 

Di Eropa, laju inflasi Zona Euro pada November 2018 direvisi ke bawah dari 2% menjadi 1,9%. Ini menunjukkan adanya perlambatan permintaan di Benua Biru. 

Saat ini, investor yang sedang bermain aman tidak mengarahkan dananya ke dolar AS melainkan ke yen Jepang. Mata uang Negeri Matahari Terbit dianggap sebagai instrumen aman (safe haven) sehingga diburu dalam situasi yang tidak pasti.  


Tekanan terhadap dolar AS pun bertambah, dan ini mampu dimanfaatkan oleh mata uang Asia. Termasuk rupiah, yang bahkan mampu menjadi yang terbaik di Benua Kuning.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular