
Analisis Teknikal
Data Ekonomi Asia Lesu, Dolar AS Ungguli Euro & Poundsterling
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
02 January 2019 20:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Data-data ekonomi yang mengecewakan membuat investor enggan masuk ke pasar keuangan Asia. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia) tercatat menguat hingga 0,2%.
Angka Purchasing Managers Index (PMI) China versi Caixin pada Desember 2018 tercatat 49,7, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,2. Angka di bawah 50 berarti pelaku usaha tengah pesimistis.
Kemudian dari Korea Selatan, PMI versi Nikkei/Markit pada periode yang sama tercatat 49,8. Turun dibandingkan November 2018 yang sebesar 49,9. Lagi-lagi ada aura pesimisme di kalangan dunia usaha Negeri Ginseng.
Sedangkan angka PMI versi Nikkei/Markit untuk Malaysia edisi Desember 2018 berada di 46,8. Tidak hanya menunjukkan pesimisme, tetapi angka itu menjadi catatan terendah sejak survei PMI dimulai pada 2012.
Melihat realitas data PMI dari sejumlah negara di Asia, bukan tidak mungkin negara - negara kawasan Asia akan mengalami nasib yang sama. PMI sendiri lebih berfokus pada penilaian aktivitas perusahaan besar dan perusahaan milik negara. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi, sementara angka di bawah level tersebut menandakan kontraksi.
Tim Riset CNBC Indonesia membuat analisa secara teknikal terhadap pergerakan mata uang Euro Eropa dan GBP Inggris yang tergabung dalam indeks dolar (DXY). Berikut ulasannya.
EURO Terhadap Dolar AS
Hingga pukul 19:30 WIB, posisi Euro sedang melemah 0,54% terhadap dolar AS dengan bergerak pada level 1.400.
Secara teknikal, posisi Euro cenderung lebih lemah dibandingkan Dolar AS. Hal ini terlihat posisinya yang bergerak di bawah garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, Euro berpotensimelemah karena telah memasuki wilayah jenuh belinya (overbought).
Level penghalang penurunannya (support) yang berpotensi tertembus berada di 1.138.
GBP Inggris Terhadap Dolar AS
Hingga berita ini di muat, posisi GBP sedang melemah 0,75% terhadap dolar AS dengan bergerak pada level 1.2649.
Secara teknikal, posisi GBP lebih lemah dibandingkan dolar AS. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, Ruang pelemahan GBP nampak masih ada karena lebih dekat ke wilayah jenuh belinya (overbought).
GBP berpotensi melemah hingga 1.2630 sebagai level penghalang pelemahan (resistance) terdekat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/roy) Next Article Damai Dagang AS-China, Euro Bangkit Ungguli Dolar AS
Angka Purchasing Managers Index (PMI) China versi Caixin pada Desember 2018 tercatat 49,7, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,2. Angka di bawah 50 berarti pelaku usaha tengah pesimistis.
Melihat realitas data PMI dari sejumlah negara di Asia, bukan tidak mungkin negara - negara kawasan Asia akan mengalami nasib yang sama. PMI sendiri lebih berfokus pada penilaian aktivitas perusahaan besar dan perusahaan milik negara. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi, sementara angka di bawah level tersebut menandakan kontraksi.
Tim Riset CNBC Indonesia membuat analisa secara teknikal terhadap pergerakan mata uang Euro Eropa dan GBP Inggris yang tergabung dalam indeks dolar (DXY). Berikut ulasannya.
EURO Terhadap Dolar AS
![]() |
Secara teknikal, posisi Euro cenderung lebih lemah dibandingkan Dolar AS. Hal ini terlihat posisinya yang bergerak di bawah garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, Euro berpotensimelemah karena telah memasuki wilayah jenuh belinya (overbought).
Level penghalang penurunannya (support) yang berpotensi tertembus berada di 1.138.
GBP Inggris Terhadap Dolar AS
![]() |
Secara teknikal, posisi GBP lebih lemah dibandingkan dolar AS. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, Ruang pelemahan GBP nampak masih ada karena lebih dekat ke wilayah jenuh belinya (overbought).
GBP berpotensi melemah hingga 1.2630 sebagai level penghalang pelemahan (resistance) terdekat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/roy) Next Article Damai Dagang AS-China, Euro Bangkit Ungguli Dolar AS
Most Popular