
Lesunya Data Ekonomi Bikin Bursa Saham Asia Terperosok
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 January 2019 17:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona merah pada perdagangan pertama di tahun 2019: indeks Shanghai anjlok 1,15%, indeks Hang Seng ambruk 2,77%, indeks Strait Times turun 0,97%, dan indeks Kospi melemah 1,52%.
Lesunya data ekonomi yang dirilis di kawasan regional membuat investor enggan menyentuh instrumen berisiko seperti saham. Pada pagi hari ini, Manufacturing PMI China periode Desember versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.
Perang dagang yang terus berkecamuk dengan AS terlihat terus menyakiti perekonomian China. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru untuk produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China menyasar US$ 110 miliar produk asal AS.
Di Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY.
Di Korea Selatan, Manufacturing PMI periode Desember versi Nikkei diumumkan di level 49,8. Sejatinya, capaian periode Desember membaik ketimbang November yang sebesar 48,6. Namun, angkanya tetap saja di bawah 50 atau masih menunjukkan adanya kontraksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Lesunya data ekonomi yang dirilis di kawasan regional membuat investor enggan menyentuh instrumen berisiko seperti saham. Pada pagi hari ini, Manufacturing PMI China periode Desember versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Di Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY.
Di Korea Selatan, Manufacturing PMI periode Desember versi Nikkei diumumkan di level 49,8. Sejatinya, capaian periode Desember membaik ketimbang November yang sebesar 48,6. Namun, angkanya tetap saja di bawah 50 atau masih menunjukkan adanya kontraksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular