Internasional

Perlambatan Ekonomi China, Proyeksi yang Jadi Nyata

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 December 2018 18:45
Perang Dagang Biang Kerok Lesunya China
Foto: Seorang anggota staf berjalan melewati bendera AS dan China yang ditempatkan untuk konferensi pers bersama oleh A.S. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Sejak awal tahun 2018 ini AS telah menerapkan tarif impor tambahan bagi berbagai produk atau barang-barang asal China, yang langsung dibalas oleh negara tirai bambu. Perang tarif itu terus berlanjut hingga November tahun ini, sebelum akhirnya kedua negara memutuskan untuk melakukan gencatan senjata pada awal Desember hingga Maret tahun 2019.

Perang dagang terjadi setelah AS menujuh China melakukan praktik dagang yang tidak adil dan memaksa perusahaan-perusahaan teknologi dunia yang ingin berbisnis di China untuk menyerahkan secara paksa teknologinya agar mendapat izin untuk berbisnis di negara itu.


Tanda-tanda pelemahan ekonomi China bisa terlihat dari laporan output industri dan pertumbuhan penjualan ritelnya untuk bulan November yang meleset dari ekspektasi, menurut data dari Biro Statistik Nasional.

Produksi industri di November tumbuh 5,4% dibandingkan tahun lalu, laju paling lambat dalam hampir tiga tahun karena sesuai dengan tingkat pertumbuhan yang terlihat pada Januari hingga Februari 2016, menurut catatan Reuters.

Pertumbuhan dalam produksi industri itu lebih rendah dari 5,9% yang diprediksi analis dalam survei Reuters.

Penjualan ritel naik 8,1% pada November, laju terlemah sejak 2003, menurut catatan Reuters, lebih rendah dari 8,8% yang diperkirakan analis. Pertumbuhan penjualan ritel November turun dari 8,6% di Oktober.

Investasi aset tetap (FAI) naik 5,9% dari Januari hingga November, sedikit lebih tinggi dari 5,8% yang diperkirakan para ekonom. FAI naik 5,7% dari Januari hingga Oktober.

Penjualan mobil China juga anjlok 13,9% di November dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kata asosiasi industri otomotif negara itu, Selasa (11/12/2018).

Ini menjadi penurunan terdalam sejak lebih dari enam tahun terakhir di pasar otomotif terbesar dunia itu, Reuters melaporkan dan dikutip oleh CNBC International.

Kali terakhir penjualan jatuh lebih dalam dari ini adalah di Januari 2012 ketika bisnis sektor otomotif terpukul oleh waktu liburan Tahun Baru China yang tidak tepat.

Anjloknya penjualan di November ini terjadi setelah penurunan hampir 12% di masing-masing dua bulan terakhir. Ini menjadikan China menuju kontraksi atau pertumbuhan negatif penjualan mobil pertamanya sejak paling tidak tahun 1990.

Penjualan mobil di China secara keseluruhan mencapai 25,4 juta unit dalam 11 bulan tahun ini, turun 1,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data China Association of Automobile Manufacturers (CAAM).

Data yang suram tersebut menambah kekhawatiran akan hilangnya momentum ekonomi ke depannya, sehingga banyak perusahaan telah bersiap menghadapi sulitnya kinerja ekonomi tahun depan, dengan banyak yang menunda investasinya.

BERLANJUT KE HALAMAN TIGA

(prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular