RI Target 530 Juta Ton Batu Bara di 2019, Produsen Pesimistis

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 December 2018 11:55
Asosiasi produsen batu bara memproyeksi produksi tahun depan sulit mencapai target yang diinginkan pemerintah
Foto: REUTERS/Kristina Barker/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah berencana menggenjot produksi batu bara dalam negeri di tahun depan. Dalam APBN 2019, produksi komoditas ini didongkrak hingga 28,3% di tahun politik.

Pemerintah menaikkan target produksi batu bara dari 413 juta ton di 2018 menjadi 530 juta ton. Ini sebenarnya melenceng dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015-2019, yang semula menargetkan adanya pembatasan produksi batu bara. Dengan pembatasan ini, pemerintah semula menargetkan produksi batu bara jadi 406 juta ton.



Digenjotnya batu bara ini artinya di tahun depan pemerintah masih andalkan komoditas emas hitam untuk dongkrak pendapatan.

Ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Pandu Sjahrir mengatakan ada beberapa kendala yang membuat iklim usaha di tahun depan agak lesu. Misal, adanya ketidakjelasan regulasi terkait sektor batubara memperlambat upaya hilirisasi produk batu bara. Pemerintah sendiri ingin para produsen mengembangkan produknya menjadi turunan seperti tenaga listrik, gas maupun bahan bakar minyak.

Pandu mencontohkan, misalnya rencana pemerintah mengubah kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Batu Bara (PKP2B) yang masa kontraknya akan berakhir dan bentuk pengusahaannya dikonversi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi ternyata dinilai dapat memengaruhi gairah pelaku usaha batu bara di tahun depan.

"Apapun keputusannya, kalau itu belum dibuat akan membuat ketidakpastian, investasi akan slow down," ujar Pandu kepada media saat dijumpai di Jakarta, Selasa (18/12/2018).

[Gambas:Video CNBC]

Lebih lanjut, Pandu menuturkan, selain soal rencana pemerintah tersebut, hal lain yang dapat memengaruhi gairah pelaku usaha batubara yakni kebijakan terkait kewajiban pemenuhan pasokan batu bara dalam negeri, atau DMO (domestic market obligation).

Pandu berpendapat, jika kedua kebijakan itu masih belum diperjelas maka kemungkinan produksi batu bara tidak akan tumbuh tahun depan. 

"Jadi dari posisi hari ini kemungkinan besar (produksi) akan flat di 480-500 juta ton untuk 2019. Ini juga tentu ada keinginan dari pemerintahan untuk meningkatkan produksi untuk menekan defisit (transaksi berjalan), tapi sekarang dengan ketidakpastian tersebut saya rasa akan sangat sulit untuk menaiklan produksi secara short term," pungkasnya.

RI Target 530 Juta Ton Batu Bara di 2019, Produsen PesimistisFoto: Infografis/Produksi Batubara/Edward Ricardo

(gus) Next Article Penjualan Batu Bara dan Catatan Bagi Kementerian ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular