
Jumat Melesat, Pekan Depan Saham Properti Masih Seksi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 December 2018 18:09

Kedepannya, saham-saham emiten properti berpeluang terus melaju, seiring dengan rupiah yang berpotensi terus menguat. Kabar positif pertama bagi rupiah datang dari ekspektasi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS tidak akan mengerek suku bunga acuan sama sekali pada tahun depan.
Padahal sebulan yang lalu, ada keyakinan bahwa The Fed akan mengerek suku bunga acuan hingga 3 kali pada tahun 2019. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 8 Desember 2018, probabilitas kenaikan suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun depan hanyalah sebesar 2,7% (dengan asumsi ada kenaikan sebesar 25 bps dulu pada bulan ini), anjlok dari posisi 1 bulan lalu yang sebesar 22,7%.
Sementara itu, probabilitas Federal Funds Rate (FFR) berada di level 2,25-2,5% pada tahun 2019 (tidak ada kenaikan) adalah sebesar 38,2%, naik dari posisi bulan lalu yang hanya sebesar 8,1%. Probabilitas untuk kenaikan suku bunga acuan sebesar 1 kali juga cukup besar, yakni 34,8%. Untuk kenaikan 2 kali, probabilitasnya adalah 13,5%.
Kabar positif kedua bagi rupiah datang dari rendahnya angka inflasi. Pada tahun ini, inflasi bisa berada di bawah level 3%. BI meramalkan terjadi inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,3% MoM. Hal ini terungkap berdasarkan survei yang dilakukan bank sentral pada pekan pertama bulan Desember.
"Survei pada pekan pertama Desember 0,3% (MoM). Kita akan lakukan survei terus sampai pekan keempat, kalau bisa bertahan, maka inflasi year to date 2,81% sama dengan year on year," papar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara di Kompleks BI, Jumat (7/12/2018).
Kabar positif yang terakhir datang dari naiknya cadangan devisa Indonesia. Pada hari Jumat, BI mengumumkan posisi cadangan devisa per akhir bulan November sebesar US$ 117,2 miliar, naik US$ 2 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya US$ 115,2 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas BI dalam keterangannya seperti dikutip Jumat (7/12/2018).
Sebagai informasi, dalam 2 bulan terakhir cadangan devisa selalu membukukan kenaikan. (ank/gus)
Padahal sebulan yang lalu, ada keyakinan bahwa The Fed akan mengerek suku bunga acuan hingga 3 kali pada tahun 2019. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 8 Desember 2018, probabilitas kenaikan suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun depan hanyalah sebesar 2,7% (dengan asumsi ada kenaikan sebesar 25 bps dulu pada bulan ini), anjlok dari posisi 1 bulan lalu yang sebesar 22,7%.
Sementara itu, probabilitas Federal Funds Rate (FFR) berada di level 2,25-2,5% pada tahun 2019 (tidak ada kenaikan) adalah sebesar 38,2%, naik dari posisi bulan lalu yang hanya sebesar 8,1%. Probabilitas untuk kenaikan suku bunga acuan sebesar 1 kali juga cukup besar, yakni 34,8%. Untuk kenaikan 2 kali, probabilitasnya adalah 13,5%.
"Survei pada pekan pertama Desember 0,3% (MoM). Kita akan lakukan survei terus sampai pekan keempat, kalau bisa bertahan, maka inflasi year to date 2,81% sama dengan year on year," papar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara di Kompleks BI, Jumat (7/12/2018).
Kabar positif yang terakhir datang dari naiknya cadangan devisa Indonesia. Pada hari Jumat, BI mengumumkan posisi cadangan devisa per akhir bulan November sebesar US$ 117,2 miliar, naik US$ 2 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya US$ 115,2 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas BI dalam keterangannya seperti dikutip Jumat (7/12/2018).
Sebagai informasi, dalam 2 bulan terakhir cadangan devisa selalu membukukan kenaikan. (ank/gus)
Next Page
Suku Bunga KPR Tak Perlu Naik
Pages
Most Popular