
Jumat Melesat, Pekan Depan Saham Properti Masih Seksi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 December 2018 18:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan ini dengan manis. Dibuka melemah 0,11%, IHSG mengakhiri perdagangan hari Jumat (7/12/2018) dengan penguatan sebesar 0,18% ke level 6.126,36.
Memang tak besar, namun merupakan sesuatu yang patut disyukuri mengingat tekanan jual sempat melanda pada awal-awal perdagangan. Namun yang menarik, ada 1 sektor yang bisa melesat hingga 2,3%, tertinggi dibandingkan 8 sektor penghuni IHSG lainnya, yakni sektor properti, real estate & konstruksi bangunan. Bagi investor, sektor ini menjadi yang paling 'seksi'.
Penguatan di sektor ini terjadi seiring dengan aksi beli yang begitu kencang atas saham-saham emiten properti: PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 8,55%, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 5,85%, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 3,61%, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) naik 0,64%, dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) naik 0,58%.
Dalam beberapa perdagangan sebelumnya, indeks sektor properti, real estate & konstruksi bangunan terus tertekan. Tekanan ini datang seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dalam 3 hari perdagangan (4-6 Desember 2018), rupiah melemah sebesar 1,97% melawan dolar AS di pasar spot. Dalam periode tersebut, indeks sektor properti, real estate & konstruksi bangunan juga melemah selama 3 hari berturut-turut dengan besaran 2,4%.
Lantas, 'kemenangan' pada hari Jumat sudah hampir cukup untuk menghapus 'kekalahan' yang diderita pada 3 hari perdagangan sebelumnya.
Memang tak besar, namun merupakan sesuatu yang patut disyukuri mengingat tekanan jual sempat melanda pada awal-awal perdagangan. Namun yang menarik, ada 1 sektor yang bisa melesat hingga 2,3%, tertinggi dibandingkan 8 sektor penghuni IHSG lainnya, yakni sektor properti, real estate & konstruksi bangunan. Bagi investor, sektor ini menjadi yang paling 'seksi'.
Dalam beberapa perdagangan sebelumnya, indeks sektor properti, real estate & konstruksi bangunan terus tertekan. Tekanan ini datang seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dalam 3 hari perdagangan (4-6 Desember 2018), rupiah melemah sebesar 1,97% melawan dolar AS di pasar spot. Dalam periode tersebut, indeks sektor properti, real estate & konstruksi bangunan juga melemah selama 3 hari berturut-turut dengan besaran 2,4%.
Lantas, 'kemenangan' pada hari Jumat sudah hampir cukup untuk menghapus 'kekalahan' yang diderita pada 3 hari perdagangan sebelumnya.
Next Page
Eksposur Terhadap Dolar AS Besar
Pages
Most Popular