
Internasional
Aduh, Perlambatan Ekonomi Global di Depan Mata
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
06 December 2018 11:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings mengatakan risiko perlambatan ekonomi global semakin nyata.
Lembaga pemeringkat yang bermarkas di New York, Amerika Serikat (AS), ini tidak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan tahun depan namun menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2020.
"Pertumbuhan dunia diperkirakan menyentuh 3,3% tahun ini, sedikit lebih tinggi dibandingkan di 2017 dan di atas rata-rata pertumbuhan global jangka panjang sebesar 2,6%," tulis Fitch dalam laporan Global Economic Outlook (GEO) yang dipublikasikan Rabu (5/12/2018).
"Pertumbuhan global diperkirakan melambat ke 3,1% tahun depan, utamanya disebabkan oleh pasar-pasar negara berkembang karena China melambat dan kondisi keuangan dan kebijakan yang lebih ketat membebani Turki, Indonesia, India, dan Rusia," tambahnya.
Meski menyatakan bahwa perekonomian dunia akan terus tumbuh kuat, Fitch juga mengatakan risiko-risiko mulai muncul dan mengancam proyeksi produk domestik bruto (PDB) beberapa tahun ke depan.
"Pertumbuhan produksi zona euro sekali lagi mengecewakan, perdagangan global menurun, danĀ perlambatan ekonomi China kini adalah sebuah fakta, bukan lagi perkiraan," tulisnya.
"Pergerakan pertumbuhan tiga perekonomian utama dunia telah menjadi lebih divergen dengan pertumbuhan AS tetap naik secara tahunan sementara zona euro dan China melambat."
Pasar tenaga kerja AS yang menyentuh level terkuatnya dalam sejarah akan membuat bank sentral Federal Reserve tetap menaikkan bunga acuannya hingga 2020 meski kondisi eksternal melambat. Namun, penurunan proyeksi pertumbuhan Eropa dan inflasi inti yang masih saja rendah sepertinya akan membuat bank sentral Eropa menahan kenaikan suku bunganya hingga 2020.
Hal ini, menurut Fitch, akan mendorong penguatan dolar dan menekan negara-negara berkembang yang kondisi keuangan telah mengetat.
"Basis kasus kami adalah pertumbuhan global akan mengalami soft landing di 2020 karena dukungan fiskal AS memudar. Namun risiko pelemahan - dari pengetatan kondisi keuangan global yang lebih cepat dari perkiraan - telah meningkat," tulis lembaga tersebut.
"Proteksionisme dagang tetap menjadi risiko pelemahan yang penting meskipun beberapa kabar positif mulai muncul akhir-akhir ini."
Fitch meramalkan pertumbuhan global akan turun di bawah 3% di 2020 karena pertumbuhan negara maju jatuh menjadi 1,7% menyusul hilangnya daya dorong dari stimulus fiskal dan moneter AS.
(dru) Next Article Akibat Perang Dagang, Ekonomi Global 2019 Direvisi Melambat
Lembaga pemeringkat yang bermarkas di New York, Amerika Serikat (AS), ini tidak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan tahun depan namun menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2020.
"Pertumbuhan dunia diperkirakan menyentuh 3,3% tahun ini, sedikit lebih tinggi dibandingkan di 2017 dan di atas rata-rata pertumbuhan global jangka panjang sebesar 2,6%," tulis Fitch dalam laporan Global Economic Outlook (GEO) yang dipublikasikan Rabu (5/12/2018).
Meski menyatakan bahwa perekonomian dunia akan terus tumbuh kuat, Fitch juga mengatakan risiko-risiko mulai muncul dan mengancam proyeksi produk domestik bruto (PDB) beberapa tahun ke depan.
"Pertumbuhan produksi zona euro sekali lagi mengecewakan, perdagangan global menurun, danĀ perlambatan ekonomi China kini adalah sebuah fakta, bukan lagi perkiraan," tulisnya.
"Pergerakan pertumbuhan tiga perekonomian utama dunia telah menjadi lebih divergen dengan pertumbuhan AS tetap naik secara tahunan sementara zona euro dan China melambat."
Pasar tenaga kerja AS yang menyentuh level terkuatnya dalam sejarah akan membuat bank sentral Federal Reserve tetap menaikkan bunga acuannya hingga 2020 meski kondisi eksternal melambat. Namun, penurunan proyeksi pertumbuhan Eropa dan inflasi inti yang masih saja rendah sepertinya akan membuat bank sentral Eropa menahan kenaikan suku bunganya hingga 2020.
Hal ini, menurut Fitch, akan mendorong penguatan dolar dan menekan negara-negara berkembang yang kondisi keuangan telah mengetat.
"Basis kasus kami adalah pertumbuhan global akan mengalami soft landing di 2020 karena dukungan fiskal AS memudar. Namun risiko pelemahan - dari pengetatan kondisi keuangan global yang lebih cepat dari perkiraan - telah meningkat," tulis lembaga tersebut.
"Proteksionisme dagang tetap menjadi risiko pelemahan yang penting meskipun beberapa kabar positif mulai muncul akhir-akhir ini."
Fitch meramalkan pertumbuhan global akan turun di bawah 3% di 2020 karena pertumbuhan negara maju jatuh menjadi 1,7% menyusul hilangnya daya dorong dari stimulus fiskal dan moneter AS.
(dru) Next Article Akibat Perang Dagang, Ekonomi Global 2019 Direvisi Melambat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular