
Kemendag China Pede Damai Dagang dengan AS Bakal Tercapai
Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
05 December 2018 16:29

Shanghai, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan China merilis pernyataan perihal negosiasi dagang antara Negeri Tirai Bambu dengan Amerika Serikat (AS). Dalam kesempatan itu, China meyakini kesepakatan akan tercapai.
Alasannya, kedua pihak secara aktif mempromosikan negosiasi 90 hari sesuai dengan jadwal dan perincian yang jelas. "Kami yakin dalam implementasinya," tulis Kementerian Perdagangan China dilansir Reuters, Rabu (5/12/2018).
Pernyataan Kementerian Perdagangan China dikeluarkan setelah Beijing bungkam untuk waktu lama selepas Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mencapai kesepakatan dalam pertemuan di sela KTT G20 di Argentina, Sabtu (1/12/2018).
Trump, melalui Twitter, membuka kemungkinan memperpanjang gencatan senjata. Ia juga mengingatkan tarif impor berpotensi akan kembali dipertimbangkan jika pembicaraan gagal membuahkan hasil. "Negosiasi dengan China sudah dimulai," kata Trump.
Dia mengatakan akan menerapkan "tarif utama" pada barang-barang China yang diimpor ke AS. Semua itu dengan catatan pemerintahannya tidak dapat mencapai kesepakatan perdagangan yang efektif dengan Beijing.
"Pada akhirnya, saya percaya, kami akan membuat kesepakatan, baik sekarang atau di masa depan," tulis Trump dalam sebuah postingan, hanya beberapa menit setelah pernyataan Kementerian Perdagangan China.
Terlepas dari gencatan senjata, Moody's Investor Service mengklaim hbungan kedua negara tetap akan tegang.
"Kesepakatan yang sempit dan konsesi sederhana dalam sengketa perdagangan yang sedang berlangsung tidak akan menjembatani jurang yang lebar dalam kepentingan ekonomi, politik, dan strategis masing-masing," tulis Moody's.
Capital Economics dalam sebuah catatan minggu ini menilai para pejabat sekarang menghadapi tugas sulit untuk menyempurnakan kesepakatan yang dapat diterima oleh China.
"Kami tidak akan terkejut jika tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai dalam 90 hari, dengan tarif impor yang lebih tinggi diberlakukan hanya beberapa bulan kemudian, dari yang direncanakan semula," tulis Capital Economics.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Surplus Dagang dengan AS Anjlok, China Resesi?
Alasannya, kedua pihak secara aktif mempromosikan negosiasi 90 hari sesuai dengan jadwal dan perincian yang jelas. "Kami yakin dalam implementasinya," tulis Kementerian Perdagangan China dilansir Reuters, Rabu (5/12/2018).
Pernyataan Kementerian Perdagangan China dikeluarkan setelah Beijing bungkam untuk waktu lama selepas Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mencapai kesepakatan dalam pertemuan di sela KTT G20 di Argentina, Sabtu (1/12/2018).
![]() |
Trump, melalui Twitter, membuka kemungkinan memperpanjang gencatan senjata. Ia juga mengingatkan tarif impor berpotensi akan kembali dipertimbangkan jika pembicaraan gagal membuahkan hasil. "Negosiasi dengan China sudah dimulai," kata Trump.
"Pada akhirnya, saya percaya, kami akan membuat kesepakatan, baik sekarang atau di masa depan," tulis Trump dalam sebuah postingan, hanya beberapa menit setelah pernyataan Kementerian Perdagangan China.
Terlepas dari gencatan senjata, Moody's Investor Service mengklaim hbungan kedua negara tetap akan tegang.
"Kesepakatan yang sempit dan konsesi sederhana dalam sengketa perdagangan yang sedang berlangsung tidak akan menjembatani jurang yang lebar dalam kepentingan ekonomi, politik, dan strategis masing-masing," tulis Moody's.
Capital Economics dalam sebuah catatan minggu ini menilai para pejabat sekarang menghadapi tugas sulit untuk menyempurnakan kesepakatan yang dapat diterima oleh China.
"Kami tidak akan terkejut jika tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai dalam 90 hari, dengan tarif impor yang lebih tinggi diberlakukan hanya beberapa bulan kemudian, dari yang direncanakan semula," tulis Capital Economics.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Surplus Dagang dengan AS Anjlok, China Resesi?
Most Popular