
Saham Batu Bara Melesat, Ada Harapan Permintaan China Naik
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
06 December 2018 10:46

Jakarta, CNCB Indonesia - Harga saham produsen batu bara rame-rame menguat pada perdagangan pagi ini. Kenaikan harga emas hitam ini dan ekspektasi peningkatan permintaan dari China menjadi pemicu penguatan harga batu bara.
Hingga pukul 10.20 WIB saham-saham batu bara yang menguat pagi ini, antara lain saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 2,28%. Lalu saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 1,66%, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menguat 1,56%, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 1,50% dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 1,46%.
Harga batu bara dunia reli awal pekan ini, setelah sempat terkoreksi dalam dari level tertinggi US$ 121/metrik ton. Pada awal pekan harga batu bara berada pada level US$ 102,45/metrik ton kemudian naik jadi 102,85 pada perdagang Selasa dan kemarin.
Sejumlah sentimen positif memang mampu menyokong pergerakan harga batu bara kemarin. Dari data ekonomi China yang memuaskan, hingga konsumsi batu bara Negeri Panda yang diekspektasikan akan meningkat menyusul tibanya puncak musim dingin.
Harga batu bara juga mendapatkan angin segar dari positifnya data ekonomi terbaru di China. Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur versi Caixin pada November 2018 tercatat 50,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,1 dan lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang sebesar 50.
Indeks pemesanan baru (new orders) naik dari 50,4 pada Oktober menjadi 50,9 bulan lalu. Ada harapan permintaan domestik di Negeri Tirai Bambu masih tumbuh, sehingga walau ekonomi mungkin melambat tetapi tidak ada hard landing. Hal ini lantas menjadi sinyal bahwa permintaan batu bara dari China masih akan terjaga ke depannya.
Sebagai catatan, China adalah konsumen utama batu bara dunia, mencapai 1.892,6 MT pada 2017 atau 51% dari total permintaan dunia. Satu negara menguasai lebih dari separuh permintaan global. Dinamika permintaan impor China akan sangat mempengaruhi pergerakan harga batu bara dunia.
Meski demikian, harga batu bara belum bisa menguat banyak. Sentimen negatif datang dari stok batu bara pada 6 pembangkit listrik utama China yang meningkat dalam 8 pekan secara berturut-turut, ke level tertingginya sejak Januari 2015.
Teranyar, stoknya meningkat 2,12% secara mingguan (week-to-week/WtW) ke level 17,88 juta ton, dalam sepekan hingga tanggal 30 November 2018.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/gus) Next Article Bisnis Batu Bara Disoroti KPK, Ini Pergerakan Saham Emitennya
Hingga pukul 10.20 WIB saham-saham batu bara yang menguat pagi ini, antara lain saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 2,28%. Lalu saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 1,66%, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menguat 1,56%, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 1,50% dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 1,46%.
Harga batu bara dunia reli awal pekan ini, setelah sempat terkoreksi dalam dari level tertinggi US$ 121/metrik ton. Pada awal pekan harga batu bara berada pada level US$ 102,45/metrik ton kemudian naik jadi 102,85 pada perdagang Selasa dan kemarin.
Sejumlah sentimen positif memang mampu menyokong pergerakan harga batu bara kemarin. Dari data ekonomi China yang memuaskan, hingga konsumsi batu bara Negeri Panda yang diekspektasikan akan meningkat menyusul tibanya puncak musim dingin.
Indeks pemesanan baru (new orders) naik dari 50,4 pada Oktober menjadi 50,9 bulan lalu. Ada harapan permintaan domestik di Negeri Tirai Bambu masih tumbuh, sehingga walau ekonomi mungkin melambat tetapi tidak ada hard landing. Hal ini lantas menjadi sinyal bahwa permintaan batu bara dari China masih akan terjaga ke depannya.
Sebagai catatan, China adalah konsumen utama batu bara dunia, mencapai 1.892,6 MT pada 2017 atau 51% dari total permintaan dunia. Satu negara menguasai lebih dari separuh permintaan global. Dinamika permintaan impor China akan sangat mempengaruhi pergerakan harga batu bara dunia.
Meski demikian, harga batu bara belum bisa menguat banyak. Sentimen negatif datang dari stok batu bara pada 6 pembangkit listrik utama China yang meningkat dalam 8 pekan secara berturut-turut, ke level tertingginya sejak Januari 2015.
Teranyar, stoknya meningkat 2,12% secara mingguan (week-to-week/WtW) ke level 17,88 juta ton, dalam sepekan hingga tanggal 30 November 2018.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/gus) Next Article Bisnis Batu Bara Disoroti KPK, Ini Pergerakan Saham Emitennya
Most Popular